Mahasiswa UNTAG Surabaya Gelar Kegiatan KKN Gerakan Anti Bullying

Cita Farah
Mahasiswi Universitas 17 Agustus 1945
Konten dari Pengguna
5 Januari 2022 10:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cita Farah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Komunitas Pelayanan Sejahtera Anak di SMA PGRI 3 Surabaya oleh Farah Citasari Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945
zoom-in-whitePerbesar
Komunitas Pelayanan Sejahtera Anak di SMA PGRI 3 Surabaya oleh Farah Citasari Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945
Program komunitas Pelayanan Sejahtera Anak di SMA PGRI 3 Surabaya dan diambil oleh Farah Citasari, Mahasiswa UNTAG Surabaya.
zoom-in-whitePerbesar
Program komunitas Pelayanan Sejahtera Anak di SMA PGRI 3 Surabaya dan diambil oleh Farah Citasari, Mahasiswa UNTAG Surabaya.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Prihatin akan banyaknya kasus bullying di sekolah, mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya merintis gerakan anti bullying di SMA PGRI 3 Surabaya dengan menggelar sebuah aksi drama, membuat sebuah komunitas hingga edukasi seputar kesehatan mental.
ADVERTISEMENT
Farah Citasari salah satu mahasiswi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya mengadakan kampanye “Gerakan Anti Bullying di Surabaya."
Gerakan ini diberi taglineIt’s Time To Be Kind Generations." Dirintis karena banyaknya tindakan perundungan di sekolah, serta sebagai langkah awal, kegiatan ini dilakukan dengan membangun sebuah komunitas siswa anti bullying di SMA PGRI 3 Surabaya yang terletak di Jl. Karang Empat Besar No.133, Ploso, Kec. Tambaksari, Jawa Timur, yang merupakan sebuah sekolah yang dinilai telah memiliki kesadaran bahwa bullying dapat merugikan sesama siswa.
Rencananya, kegiatan membangun komunitas siswa anti bullying di SMA PGRI 3 Surabaya, dilakukan pada hari senin sampai dengan hari kamis pada tanggal 20 – 23 Desember 2021.
Kegiatan ini akan dilakukan dengan cara memberikan materi tentang kesehatan mental dan pentingnya gerakan anti bullying di sekolah. Setelah dibentuk sebuah komunitas anti bullying yang berbasis di sekolah, selanjutnya komunitas ini akan mengadakan berbagai kegiatan kampanye anti perundungan yang diantaranya, pertunjukan drama hingga pendampingan pada kawan-kawan mereka yang menjadi korban bullying.
ADVERTISEMENT
Farah Citasari menjelaskan, awal kegiatan ini adalah bagian dari tugas KKN ( Kuliah Kerja Nyata ) dengan tema kampus mengajar, namun berkembang menjadi sebuah gerakan anti bullying. “Awalnya saya berencana memberikan pengajaran Kesehatan mental pada siswa, tapi melihat semakin banyaknya kasus perundungan di sekolah, maka gerakan anti bullying di sekolah akan lebih dibutuhkan siswa,” ujarnya.
Farah Citasari, mengapresiasi kepala sekolah SMA PGRI 3 Surabaya dan Dosen Pembimbing Lapangannya yaitu Bapak Maulana Arief, S.Sos., M.I.Kom yang memiliki perhatian terhadap kesehatan mental siswanya, dengan bersama-sama membangun gerakan anti bullying di sekolah. Dengan gerakan ini, sekolah berkomitmen membangun pusat Pelayanan Sejahtera Anak yang memberikan kenyamanan dan keleluasaan siswanya untuk berkonsultasi terkait berbagai kasus yang dialaminya. Di dalamnya akan ditempatkan Guru Bimbingan Konseling dan Unit Kesehatan Sekolah yang akan memperhatikan kesehatan mental siswanya.
ADVERTISEMENT
Berbagai sumber menyebutkan secara nasional terdapat 41,1 % murid di Indonesia mengalami tindakan kekerasan secara verbal dan visual. Sedangkan di Jawa Timur sepanjang tahun 2019 diperkiraan 567 siswa dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi korban perundungan oleh sesama temannya. Menurut cita, jumlah ini akan diperkirakan terus meningkat tiap tahunnya, bila tidak dilakukan intervensi.
#KitaUntagSurabaya
#UntukIndonesia
#UntagSurabayaKeren
#EcoCampus
#KampusKompeten
https://www.untag-sby.ac.id/