Mencicipi Sate 'Kalong' Khas Cirebon yang Unik dan Kaya Rasa

Our Foodiaries
Rutinitas : Foto Makanan - Makan - Repeat 🍽 Kuliner Sekitaran Bandung & Cirebon 🇲🇨 IDN : BDG - CRB Our IG : @ourfoodiaries
Konten dari Pengguna
23 Juni 2019 12:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Our Foodiaries tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sate kalong yang sedang dibakar. Foto: Cirebon Foodiary
zoom-in-whitePerbesar
Sate kalong yang sedang dibakar. Foto: Cirebon Foodiary
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berbicara soal sate kalong, pasti kalian berpikir kalau sate ini adalah makanan ekstrem yang dagingnya berasal dari daging kalong atau kelelawar, kan? Nah, kali ini kalian salah, sate kalong ini 100 persen bukan berasal dari daging kalong dan enggak ada hubungannya sama daging kalong lho food lovers, melainkan berasal dari daging kerbau.
ADVERTISEMENT
Kenapa disebut sate kalong? Dikarenakan tempat sate ini buka dan aktif pada saat malam hari, tepatnya dari sore hingga dini hari, dianalogikan seperti kalong atau kelelawar yang hanya aktif pada malam hari.
Pemilihan daging kerbau ini bukan tanpa sebab, selain agar beda dengan sate yang lain, di kota Cirebon sendiri, dulunya banyak pemeluk agama Hindu yang tidak dapat memakan daging sapi, maka dari itu untuk menghormatinya, sang pemilik menjual satenya dengan daging kerbau.
Sate kalong yang satu ini cukup legendaris di kota Cirebon, selain rasanya yang enak, sate kalong ini adalah usaha turun-temurun dari sang kakek, yang sudah ada sejak 1960. Di tahun 1966, sate kalong mulai beroperasi tetap di Jalan Pecinan, tepatnya di area pasar Kanoman, Kota Cirebon, yang saat ini dipegang oleh pak Karyadi, selaku cucu dari sang pemilik terdahulu.
Sate daging dan sate dengkil. Foto: Cirebon Foodiary
Biasanya, sate dikenal dengan daging yang ditusuk kecil-kecil dan dibalut dengan saus kacang atau kecap. Tapi di sini berbeda, salah satu sate kalong khas Cirebon ini memiliki bentuk panjang dan pipih. Selain bentuknya, saus yang ditawarkan oleh sang penjual juga tak kalah unik lho, bahan yang digunakan untuk sausnya adalah dage, atau yang biasa dikenal dengan sebutan oncom. Rasa sausnya gurih dan khas, berbeda dengan saus sate pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Menu sate kalong berbahan daging kerbau hanya ada dua, yaitu sate daging dan sate dengkil atau yang biasa kita kenal dengan sebutan kikil (bagian kaki kerbau).
Varian sate daging yang memiliki rasa yang manis . Foto: Cirebon Foodiary
Sate daging memiliki bentuk yang pipih memanjang, rasanya sedikit gurih dan manisnya khas dari gula merah. Rasa sate ini sedikit mirip dengan dendeng, tetapi teksturnya lebih lembut. Sementara sate dengkil, rasanya asin, gurih, dan teksturnya kenyal saat dimakan. Kedua sate kalong ini sama-sama enak, bagi kalian yang suka sensasi rasa pedas, akan lebih nikmat kalau mencampurkan sambal dengan sausnya, hmm.. Rasanya pecah banget di mulut!
Sate kalong dengan campuran saus kacang dan sambal . Foto: Cirebon Foodiary
Jangan khawatir dengan daging kerbau yang memiliki tekstur alot saat digigit, pak Karyadi punya cara pengolahan daging tersendiri. Daging kerbau dimasak dengan teknik khusus turun-temurun dari sang kakek, sehingga tetap empuk saat dimakan. Jadi, untuk kalian yang ingin coba sensasi makan daging kerbau dengan tekstur daging yang empuk, sate kalong yang satu ini bisa jadi pilihan, lho.
Gerobak sate kalong di Jl. Pecinan, area pasar Kanoman, Cirebon . Foto: Cirebon Foodiary
Selain 2 jenis sate kerbau, sang pemilik juga menyediakan sate kambing sebagai menu tambahan. Sate kambing bisa jadi pilihan untuk kalian yang membawa keluarga, teman, sababat, atau pasangan yang tidak suka dengan daging kerbau.
ADVERTISEMENT
Nah, bagaimana nih food lovers, tertarik untuk mencoba makanan legendaris khas Cirebon yang satu ini? Kalau tertarik, langsung datang saja ke tempatnya yang berlokasi di Jalan Pecinan, area pasar Kanoman. Patokannya berada di depan BRI unit Kanoman, Kota Cirebon. Sate kalong ini dibanderol dengan harga yang cukup terjangkau, yaitu Rp 20.000 per 10 tusuk sate daging manis dan Rp 10.000 per 10 tusuk sate dengkil asin. Sate kalong ini juga menyediakan kursi lesehan, sehingga kalian bisa makan langsung di tempatnya atau membawanya pulang.