Toxic Productivity, Jangan Sampai Terjebak!

Cindy Monica
Pendidikan : SMA Citra Berkat
Konten dari Pengguna
2 Februari 2022 14:35 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cindy Monica tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Penulis
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Penulis
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di masa pandemi banyak orang yang merasa jenuh dengan kegiatan mereka yang kurang bervariasi dan membosankan, hal ini mendorong mereka untuk menjadi lebih produktif dengan mencoba hal-hal baru atau melakukan kegiatan kegiatan yang bermanfaat. Persaingan menjadi semakin kuat mengenai hal produktivitas. Orang-orang berlomba lomba untuk membuktikan bahwa dirinya merupakan orang yang paling produktif sampai mereka tak sadar bahwa mereka bisa saja terjebak dalam toxic productivity.
ADVERTISEMENT

Apa sih toxic productivity?

Toxic productivity merupakan sebuah keinginan berlebih untuk selalu produktif setiap saat, hal ini dapat mengganggu pikiran badan dan jasmani sampai merusak kesehatan mental.
Menjadi produktif adalah hal yang baik, namun semuanya akan menjadi negatif jika dilakukan secara berlebihan. Melakukan segala macam kegiatan dan pekerjaan secara bersama sama dapat menyebabkan stres dan juga mengganggu kesehatan mental yang dapat beresiko depresi.
Orang yang terjebak dalam toxic productivity atau yang biasa disebut dengan workaholic ini cenderung memiliki obsesi dalam bekerja dan tidak akan berhenti jika pekerjaan yang ia kerjakan belum selesai, bahkan lebih parahnya mereka bisa mengorbankan waktu istirahatnya demi melakukan pekerjaan pekerjaan mereka.
Toxic productivity menyebabkan sifat ketidakpuasan terhadap aktivitas yang telah mereka lakukan sehingga membuat mereka mempunyai rasa bersalah jika beristirahat. Terlalu memiliki harapan yang tinggi terhadap suatu hal yang membuat mereka menjadi kecewa jika hasil tidak sesuai harapannya sehingga mereka akan akan terus bekerja sampai melupakan kesehatan mereka sendiri.
ADVERTISEMENT

Bagaimana cara mengatasinya?

1. Know your limit

Dalam kasus ini pembatasan aktivitas sangat diperlukan. Jadilah produktif dengan bekerja sesuai kemampuan dan juga waktu yang dimiliki. Jangan sungkan untuk meminta bantuan pada orang lain jika merasa lelah atau diluar batas kemampuan, know your limit. Mintalah bantuan kepada orang yang kamu percayai untuk mengingatkanmu serta membantu meringankan beban pikiranmu.

2. Luangkan waktu untuk beristirahat

Buatlah batasan yang jelas mengenai waktu bekerja, waktu bersama keluarga dan untuk menghabiskan waktu sendiri atau yang biasa disebut dengan me time. Berilah perhatian pada diri sendiri agar kamu mengetahui seberapa besar kemampuan dalam dirimu dan apa yang tubuhmu butuhkan, jangan sampai produktivitas yang kamu lakukan mengganggu kesehatan badan dan pikiranmu. Selalu beri jeda di setiap kegiatan untuk mengistirahatkan pikiran dan badan agar semua aktivitas atau pekerjaan dapat dijalankan dengan pikiran yang jernih dan badan yang sehat.
ADVERTISEMENT

3. Tentukan skala prioritas

Menentukan skala prioritas mengenai pekerjaan mana yang harus dikerjakan dahulu membuat pekerjaan menjadi lebih tertata. Buatlah jadwal sebagai pengingat pekerjaan mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu dan seberapa lama pekerjaan tersebut akan dikerjakan. Hilangkan kebiasaan menunda nunda pekerjaan, hal ini dapat membuat jadwal kamu menjadi berantakan dan menyita banyak waktu untuk mengerjakannya lagi.
Menjadi produktif merupakan salah satu kunci keberhasilan yang nyata. Mulailah produktif dari langkah-langkah kecil, melakukan hal hal yang positif dan membuang kebiasaan buruk yang sering dilakukan. Namun ada baiknya jika semua dilakukan sesuai dengan kemampuan diri masing masing. Semua pekerjaan atau aktivitas dapat berjalan dengan baik jika dilakukan sesuai porsinya.