6 Cara Hidup Hemat di Jakarta Buat Para Pengabdi UMR

Cermati
Membantu masyarakat Indonesia membuat keputusan keuangan dengan Cermat dan Tepat! Temukan produk keuangan terbaikmu di Cermati.com.
Konten dari Pengguna
17 September 2021 18:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cermati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
6 Cara Hidup Hemat di Jakarta Buat Para Pengabdi UMR
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jakarta menjadi salah satu kota primadona para pencari kerja, khususnya yang berasal dari daerah. Mendapatkan pekerjaan di ibu kota dianggap lebih mudah ketimbang di desa, sehingga Jakarta selalu disesaki pendatang baru setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Di balik tawaran pekerjaan yang menjanjikan, iming-iming gaji lebih besar dengan upah minimum saat ini sekitar Rp 4,4 juta per bulan, biaya hidup di Jakarta juga lebih tinggi dibanding desa.
Oleh karena itu, buat kamu pengabdi UMR, harus pintar mengatur keuangan agar gaji cukup untuk sebulan. Bukan hanya untuk hari ini saja, tetapi juga masa depan.
Terlebih bagi para perantau tulang punggung keluarga. Kamu harus hidup hemat di Jakarta agar bisa mengirim uang di kampung halaman.
Bagaimana caranya? Berikut tips hidup hemat di Jakarta dengan gaji UMR:
1. Belanja kebutuhan pokok dengan promo
Pusat perbelanjaan modern, seperti mal, supermarket, minimarket seringkali memberikan promo cuma-cuma kepada konsumen. Promo ini bisa berupa potongan harga atau diskon, buy 1 get 1, cashback, special price, atau tebus murah.
ADVERTISEMENT
Manfaatkan promo ini dengan baik untuk menghemat pengeluaran belanja kebutuhan pokok, seperti bahan pangan. Promo ini biasa diberikan menjelang akhir pekan, akhir bulan, atau saat hari-hari besar.
Makanya, sering-sering cek promosinya dari website atau katalog supermarket, kepoin instagram, dan sumber informasi lainnya. Namun ingat, hindari belanja konsumtif.
Alih-alih mau hemat dengan promo, malah kalap belanja. Meskipun suatu barang lagi promo, tapi kalau tidak penting, sebaiknya tidak dibeli agar pengeluaran terkendali.
2. Sesuaikan gaya hidup dengan kondisi keuangan
Pengeluaran boros bisa jadi karena mengikuti gaya hidup orang lain. Misalnya diajak nongkrong di kafe setiap hari, ikut. Sedangkan kalau pergi ke kafe, pasti jajan.
ADVERTISEMENT
Dan harga makanan minuman di kafe sekitaran Jakarta paling murah Rp 20 ribu. Sekali nongkrong bisa keluar kocek Rp 50 ribu.
Jika seminggu dua kali kongkow, berarti pengeluaran jajan mencapai Rp 400 ribu. Itu sama saja dengan 10% apabila gaji bulananmu Rp 4 juta.
Alokasi anggaran sebesar itu seharusnya buat investasi, tabungan, atau dana darurat. Bukan porsi untuk bujet hiburan, karena jumlahnya terlalu besar.
Gaya hidup inilah yang tidak sesuai kondisi keuangan. Kalau seperti ini terus, kamu auto bakal tak punya masa depan keuangan yang bagus.
Risiko lain, gaji selalu habis di awal bulan. Selanjutnya hidup dari utang, gali lubang tutup lubang sehingga terancam miskin selamanya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, gaya hidupmu harus disesuaikan dengan kondisi keuangan. Tidak berlebihan, tidak ikut-ikutan orang lain. Jadi diri sendiri, hidup hemat di Jakarta supaya mapan finansial.
3. Cari pekerjaan sampingan
Di Jakarta cuma ngandelin gaji bulanan UMR saja? Cukup sih cukup buat biaya hidup, bahkan untuk investasi dan tabungan bila cerdas mengatur keuangan.
Tetapi apa kamu tidak mau bisa mengalokasikan uang lebih banyak untuk masa depan? Atau mewujudkan impian bisa membeli rumah, jadi tidak ngontrak terus.
Jakarta keras bung! Kamu harus punya penghasilan tambahan. Jadi, manfaatkan waktu luang atau di sela-sela pekerjaan utama untuk bekerja sampingan.
Apapun pekerjaannya yang penting halal. Entah itu jualan online, jadi ojek online, atau ‘menukar’ keahlianmu dengan uang, seperti menjadi freelancer, guru les privat, dan pekerjaan sampingan lainnya yang menghasilkan.
ADVERTISEMENT
Baca artikel selengkapnya, disini!