Ternate Butuh Perda Perlindungan Kuskus Mata Biru

Konten Media Partner
2 Juli 2019 2:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kuskus Mata Biru di Ternate. Foto: Dokumentasi Natsir Tamalene.
zoom-in-whitePerbesar
Kuskus Mata Biru di Ternate. Foto: Dokumentasi Natsir Tamalene.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kota Ternate, maupun Tidore kepulauan, Maluku Utara perlu perda perlindungan hewan endemik, yakni Kuskus Mata Biru atau Blue-eyed Cuscus. Regulasi tersebut untuk menjamin keberlangsungan populasinya yang semakin langka.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Natsir Tamalene, akademisi Universitas Khairun yang juga merupakan peneliti Kuskus di Maluku Utara.
“Harus ada perda perlindungan hewan endemik untuk jadi khas Ternate. Sampai saat ini belum ada,” tegas Natsir saat ditemui cermat di ruang kerjanya, Senin (1/7).
Natsir Tamalene, Akademisi Universitas Khairun, peneliti kuskus mata biru. Foto: Rizal Syam
Selain itu, perlu juga regulasi yang berada di tingkat desa, artinya ada rekayasa sosial guna mengubah perilaku masyarakat terhadap Kuskus.
Natsir bilang, peran kesultanan sebagai otoritas adat bisa turut membantu dalam menyelamatkan populasi Kuskus Mata Biru tersebut.
“Peran Kesultanan juga penting untuk melindungi kearifan lokal, yang dalam hal ini adalah Kuskus. Terlebih, wilayah-wilayah di mana terdapat banyak Kuskus adalah wilayah adat,” jelas Natsir.
Natsir mengatakan bahwa, ada beberapa penyebab sehingga hewan yang memiliki aroma tajam ini kian jarang ditemui.
ADVERTISEMENT
“Yang pertama, karena kuskus ini dianggap hama oleh masyarakat, sehingga keberadaannya seakan menjadi musuh,” kata Natsir.
Ini berkaitan dengan sumber makanan Kuskus itu sendiri. Natsir bilang, Kuskus mengonsumsi buah-buahan, termasuk juga kuncup-kuncup bunga. “Dia (kuskus) suka makan cengkeh, tapi bagian ujungnya. Selain itu dia suka makan pisang dan kedondong,” tambahnya.
Faktor lain yang berpengaruh pada terancamnya populasi kuskus adalah, kebiasaan sebagian masyarakat yang mengonsumsi hewan nocturnal tersebut.
Namun kebiasaan memakan daging Kuskus tersebut, kata Natsir, tidak dilakukan oleh orang Ternate, melainkan orang dari luar.
Kuskus Mata Biru, hewan endemik Ternate, yang difoto pada pukul 18.44 WIT, dengan bantuan cahaya lampu, Sabtu (22/06/2019). Hewan endemik Ternate ini sudah jarang ditemukan. Foto: Faris Bobero/cermat.
Bahkan, salah satu daerah di Malut, dagung Kuskus diolah dengan kuah. Masyarakat di daerah tersebut percaya, mengonsumsi Kuskus dapat menambah kejantanan pria, selain itu juga bisa menyembuhkan penyakit hernia.
ADVERTISEMENT
Natsir bercerita, dalam sekali perburuan masyarakat bisa memperoleh sampai puluhan ekor Kuskus, dan di antara itu biasanya ada Kuskus Mata Biru.
Jadi, untuk menghindari punahnya spesies endemik ini, perlu adanya penelitian seluruh jenis Kuskus yang ada di Maluku Utara, dari mulai Kuskus di Pulau Gebe, di Pulau Obi dan lainnya. Sehingga, suatu saat, kata Natsir, bisa dikawinkan untuk menjaga populasinya.
“Dari situ kemudian kita tangkarkan, lahirnya spesies khas dari tangkaran itu. Tapi itu perlu kajian lebih detil, tidak asal dikawinkan,” tukas Natsir.
---
Rizal Syam