Oknum Brimob Terlibat Jual Beli Senjata Api di Papua Sejak 2017

Konten Media Partner
2 November 2020 21:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tiga tersangka jual beli senjata api di Nabire, Papua. (Dok Polda Papua)
zoom-in-whitePerbesar
Tiga tersangka jual beli senjata api di Nabire, Papua. (Dok Polda Papua)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Oknum Brimob dari Kelapa Dua dengan inisial MJH (35) mengaku melakukan transaksi jual beli senjata api (senpi) di Papua sejak 2017.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus jual beli senpi pada Oktober 2020, MJH tertangkap tangan polisi dan TNI yang kedapatan akan menjual 2 senjata api laras panjang M4 dan M16.
Dalam kasus ini, Polda Papua menetapkan 3 orang tersangka yakni MJH (35), seorang anggota Brimob aktif dari Kelapa Dua, lalu DC (39) seorang ASN dan anggota Perbakin, kemudian FAS (39) mantan anggota TNI AD.
Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw menyebutkan MJH telah melakukan jual beli senpi di Papua sebanyak 7 kali.
“Pengakuan tersangka sudah 7 kali memperdagangkan senpi di Papua. MJH mengaku menerima ongkos bawa senjata api ke Papua, mulai dari Rp 10 juta hingga Rp 30 juta,” jelasnya, Senin (2/11).
ADVERTISEMENT
Paulus menyebutkan dalam pemeriksaan penyidik, MJH mengaku membawa senpi pertama kali diupahi ongkos Rp 10 juta, lalu jual senpi yang kedua dapat upah Rp 25 juta, kemudian bawa senpi ketiga dapat Rp 30 juta.
“Lalu bawa masuk senpi ke-4 di Papua dapat Rp 25 juta, termasuk MJH bawa senpi laras pendek jenis Glock yang dimiliki DC, seorang ASN dan anggota Perbakin dapat upah Rp 15 juta. Kemudian dapat ongkos bawa M4 dihargai Rp 25 juta dan M16 dihargai Rp 25 juta,” ujarnya.
Paulus menambahkan rentan waktu jual beli senjata api yang dilakukan oleh MJH telah terjadi sejak 2017-2020.
“Oknum ini (MJH) telah lama kami lacak dan membututi mereka. Ada alurnya penjualan senjata api ini akan dikirim ke kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua dan ini semua masih terus dilakukan penyelidikan. Kami yakin, jika suatu saat KKB kehabisan amunisi, pasti tak bisa menggunakan senjata ini lagi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT