Kepala BNPB ke Papua, Ingatkan Warga Jaga Kelestarian Cycloop dan Danau Sentani

Konten Media Partner
7 Juli 2020 19:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo, saat berada di Sentani, Kabupaten Jayapura. (BumiPapua.com/Alan Youwe)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo, saat berada di Sentani, Kabupaten Jayapura. (BumiPapua.com/Alan Youwe)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sentani, BUMIPAPUA.COM– Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo bersama rombongan mengunjungi Kampung Sereh, Kabupaten Jayapura pada Selasa (7/7).
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungan tersebut, Doni bersama Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Muhadjir Effendy dan Menteri Kesehatan Terawan Putranto berpesan agar masyarakat menjaga cagar alam Cycloop dan Danau Sentani dari kerusakan.
Kata Doni, pada 2018 pemerhati pegunungan Cycloop sudah memberikan prediksi, apabila Cycloop tidak dijaga, maka dikhawatirkan terjadi tanah longsor.
Cycloop memiliki rangkaian pegunungan, dimana sepanjang lerengnya terdapat patahan. Hal ini diketahui berdasarkan data yang diberikan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika maupun Kementerian Sumber Daya Alam.
"Jangan sampai banjir bandang pada 16 Maret 2019 di Sentani terulang kembali jika kelestarian alam ini tak dijaga dengan baik," ujarnya.
Ia menyebutkan salah satu artikel yang ditulis media Belanda menyebutkan 100 tahun lalu pernah juga terjadi banjir bandang di Sentani dan sekitarnya dan banjir bandang Sentani terulang pada Maret 2019.
ADVERTISEMENT
"Tidak boleh lagi ada alasan untuk tidak melindungi Cycloop dari ulah tangan jahil. Hal ini jangan anggap sepele dan memperlakukan alam tidak sesuai kodratnya. Jangan lagi ada kejadian serupa yang menimbulkan banyak korban jiwa," katanya.
Pencemaran Danau Sentani
Ia mengingatkan dalam penanganan pasca banjir bandang Sentani, ada 3 hal yang dilakukan yakni penanganan kawasan hulu Cycloop, daratan Sentani dan sekitarnya, serta Danau Sentani yang ikut terdampak.
Catatan dalam segmen Danau Sentani bahwa dampak dari pembangunan rumah di sekitar danau untuk jangka panjang sangat tidak menguntungkan.
Doni menyebutkan saat ini penduduk yang mendiami pinggiran Dana Sentani terdapat 3.000 rumah dengan masing-masing 4 orang anggota keluarga yang terbiasa membuang kotoran di danau. Sehingga jika ini dilakukan dalam jangka panjang sangat tidak bagus untuk kesehatan.
ADVERTISEMENT
“Kotoran dan sampah yang di buang ke danau akan berpengaruh pada ekosistem dan kebersihan air. Padahal air juga harus dijaga kebersihannya,” tururnya.
Dikatakan, Danau Sentani adalah salah satu danau purba yang harus dijaga karena jika terjadi kedangkalan dan air danau meluap, akan menjadi kesulitan bagi masyarakat untuk jangka panjang.
“Kita harus punya komitemen. Kita jaga alam, alam jaga kita. Jika ini dilakukan dengan baik, maka kami yakin tidak ada orang yang menjadi korban bencana alam.” ujarnya.