BPS Mencatat Penduduk Kemiskinan di Papua Naik 0,10 Persen

Konten Media Partner
15 Juli 2019 20:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Papua di Pasar Youtefa, Kota Jayapura, Papua. (Foto Katharina)
zoom-in-whitePerbesar
Warga Papua di Pasar Youtefa, Kota Jayapura, Papua. (Foto Katharina)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jayapura, BUMIPAPUA.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mencatat persentase penduduk kemiskinan di Papua selama enam bulan terakhir mengalami kenaikan sebesar 0,10 persen. Artinya, dari 27,43 persen pada September 2018 menjadi 27,53 persen pada Maret 2019.
ADVERTISEMENT
"Untuk mengukur kemiskinan, kami menggunakan konsep kebutuhan dasar. Dengan pendekatan ini, kemiskinan di pandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi," kata Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Papua, Bagas Susilo, Senin (15/7).
Menurut Bagas, perkembangan tingkat kemiskinan menurut tipe daerahnya, penduduk miskin tinggal di perdesaan yang tinggi, dimana pada Maret 2019 terdapat 885,35 ribu jiwa atau 36,84 persen, sedangkan diperkotaan hanya sebesar 41,01 ribu jiwa atau 4,26 persen.
“Akan tetapi jika dibandingkan dengan kondisi pada periode sebelumnya (September 2018), terhadap kenaikan persentase penduduk miskin di daerah perkotaan sebesar 0,25 persen. Untuk daerah perdesaan persentase penduduk miskin juga mengalami kenaikan 0,19 persen," jelas Bagas.
Bagas juga mengatakan, penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita, per bulan di bawah garis kemiskinan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data BPS Provinsi Papua, jenis komoditas yang memberikan sumbangan besar terhadap garis kemiskinan dan kontribusinya, untuk perkotaan di peringkat pertama beras 14,89 persen, lalu di peringkat kedua ada rokok kretek filter 8,91 persen dan ketiga ikan tongkol (tuna atau cakalang) 4,47 persen.
"Sedangkan untuk di perdesaan, jenis komoditas yakni ketela rambat atau ubi 19,77 persen, lalu yang kedua beras 9,52 persen dan yang ketiga, baru rokok kretek filter 6,74 persen," tutur Bagas. (Pratiwi)