Chinmoku Konsep Diam yang Menjadi Kunci Keharmonisan Dalam Hubungan

Briana Febi Rida Cristia
Mahasiswi Universitas Airlangga Program Studi Studi Kejepangan
Konten dari Pengguna
16 Oktober 2023 12:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Briana Febi Rida Cristia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by RDNE Stock project: https://www.pexels.com/photo/two-people-having-a-meeting-in-the-office-7845377/
zoom-in-whitePerbesar
Photo by RDNE Stock project: https://www.pexels.com/photo/two-people-having-a-meeting-in-the-office-7845377/
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita ketahui Masyarakat Jepang Merupakan yang dapat dikatakan sebagai masyarakat yang individualis. Lebih menyukai waktu sendiri atau yang dapat disebut dengan metime dan juga suka sekali bekerja atau workaholic yang menyebabkan Masyarakat Jepang enggan memiliki keturunan atau berkeluarga. Namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa masyarakat Jepang acuh dengan lingkungan Sekitar. Dikutip dari CNN Indonesia salah satu WNI menceritakan pengalamannya selama tinggal di Jepang bahwa dia mengatakan hal itu tidak sepenuhnya benar, dikarenakan masih ada masyarakat Jepang yang memiliki rencana untuk berkeluarga karena dan memiliki anak.
ADVERTISEMENT
Dibalik Individualis Masyarakat Jepang tersebut ternyata memiliki sikap yang sangat penting dan menjadi kunci dalam menjaga hubungan baik dengan teman, keluarga, rekan bisnis, dan juga orang yang dikasihi. Kunci Tersebut adalah Chinmoku.
Chinmoku merupakansalah satu bentuk komunikasi dalam budaya Jepang, suatu bentuk komunikasi isyarat melalui gerak tubuh, ekspresi wajah, dan postur tubuh. Chinmoku atau Diam ini sering kali terjadi dalam situasi komunikasi antar lawan bicara yang kemudian ditanggapi oleh orang Jepang dengan cara diam.
Hal tersebut bukan berarti orang Jepang acuh atau tidak peduli dengan orang lain melainkan Orang Jepang. Hal tersebut menunjukan perhatian kepada lawan bicaranya, perhatian yang dimaksud adalah Orang Jepang lebih memilih diam tersebut guna menghargai perasaan lawan bicaranya. Selain Menjaga Perasaan lawan bicaranya chinmoku juga dapat dinilai sebagai kesopanan, dimana orang Jepang menjaga tingkah laku terutama kepada orang baru yang dikenal agar tidak dianggap freak. namun disisi lain chinmoku memiliki dampak negatif yaitu chinmoku dapat menimbulkan kesalahpahaman antara kedua belah pihak hal tersebut dapat terjadi dikarenakan tidak semua masyarakat Jepang dapat memahami situasi, gestur dan juga expresi lawan bicara. Apalagi budaya Chinmoku diterapkan di negara luar seperti Eropa dan Amerika yang dimana sebagian masyarakat Eropa dan Amerika lebih suka dan dapat berekspresi secara langsung dan juga lebih suka mengutarakan secara langsung
Photo by Keira Burton: https://www.pexels.com/photo/multiracial-students-gossiping-about-black-man-with-notepad-6147394/
Apakah Chinmoku dapat digunakan dan berkembang di Asia seperti negara Indonesia ?
ADVERTISEMENT
Apabila Chinmoku berada di Indonesia mungkin dapat diartikan sebagai orang yang bermuka dua. kasarannya chinmoku ini masuk ke pencitraan atau munafik atau sok baik di depan orang. suka membicarakan orang di belakangnya. Namun tidak semua masyarakat Jepang dapat disimpulkan sebagai orang yang bermuka dua karena orang Jepang ingin atau tetap menjaga hubungan sosial mereka agar hal tersebut tetap berjalan seperti semestinya.