Kanal Digital Kini Jadi Favorit Masyarakat Akses Layanan Kesehatan

BPJS Kesehatan
Official account of BPJS Kesehatan
Konten dari Pengguna
30 November 2020 11:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BPJS Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokter melayani konsultasi kesehatan kepada pasien peserta BPJS Kesehatan melalui aplikasi gawai mobile JKN di Klinik Mutiara Medika, Lebak, Banten. Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Dokter melayani konsultasi kesehatan kepada pasien peserta BPJS Kesehatan melalui aplikasi gawai mobile JKN di Klinik Mutiara Medika, Lebak, Banten. Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Keberhasilan layanan peserta JKN-KIS secara digital dipengaruhi sistem layanan di rumah sakit. Oleh karena itu, BPJS Kesehatan mengajak rumah sakit membangun sistem layanan digital guna memberikan kemudahan, kecepatan, dan kepastian layanan kepada peserta JKN-KIS.
ADVERTISEMENT
“Pandemi COVID-19 telah mengubah perilaku masyarakat menjadi lebih menyukai layanan digital karena bisa diakses kapan saja, tidak perlu keluar rumah, sehingga meminimalisir risiko terpapar Covid-19,” kata Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan, Andayani Budi Lestari.
"BPJS Kesehatan memang sudah melakukan transformasi sejumlah layanan konvensional ke layanan digital, namun hal ini juga perlu diikuti dengan digitalisasi layanan dari fasilitas kesehatan," lanjutnya.
Hal ini disampaikan Andayani dalam Pertemuan Nasional Petugas Informasi dan Penanganan Pengaduan (PIPP) Rumah Sakit bertema Digitalization for Humanity in Hospital Service yang digelar secara daring, Sabtu (28/11).
Andayani mengatakan, sistem antrean online sudah dikembangkan di 2.028 rumah sakit. Dari jumlah tersebut sebanyak 528 rumah sakit sudah terintegrasi dengan aplikasi Mobile JKN.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk informasi ketersediaan tempat tidur sudah diimplementasikan di 2.054 rumah sakit dan informasi jadwal tindakan operasi sudah diterapkan di 845 rumah sakit.
Warga mencari informasi tentang keaktifan keanggotaan BPJS Kesehatan melalui aplikasi Mobile JKN di Jakarta. Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Andayani berharap, angka tersebut bisa semakin bertambah mengingat pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta JKN-KIS di rumah sakit juga kian meningkat.
Andayani juga menjelaskan selama pandemi COVID-19, pemanfaatan layanan administratif, permintaan informasi, dan pengaduan melalui kanal digital mengalami kenaikan yang signifikan.
Kini, alih-alih mendatangi Kantor Cabang, peserta JKN-KIS lebih memilih menggunakan layanan digital seperti aplikasi Mobile JKN, BPJS Kesehatan Care Center 1500 400, Chat Assistant JKN (CHIKA), Voice Interactive JKN (VIKA), hingga Pelayanan Administrasi melalui WhatsApp (PANDAWA).
“Kunjungan ke kantor cabang berkurang dengan adanya layanan digital. Animo masyarakat terhadap layanan digital BPJS Kesehatan luar biasa. Angkanya mengalami peningkatan dengan pesat karena aksesnya lebih mudah, cepat, dan dapat dilakukan di mana saja. Ke depannya, pascapandemi COVID-19, layanan digital ini akan tetap berjalan dan dikembangkan lagi mengikuti kebutuhan masyarakat,” kata Andayani.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan tersebut, ia juga mengapresiasi seluruh rumah sakit mitra yang terus berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada peserta JKN-KIS, terbukti dari kian meningkatnya indeks kepuasan peserta. Menurutnya, hal ini salah satunya dipengaruhi kepuasan peserta terhadap pelayanan di rumah sakit.
Pertemuan Nasional Petugas Informasi dan Penanganan Pengaduan (PIPP) Rumah Sakit bertema Digitalization for Humanity in Hospital Service. Foto: BPJS Kesehatan
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Yunita Dyah Suminar, menerangkan pihaknya berupaya menjaga kepuasan peserta dengan mengutamakan mutu pelayanan dan memetakan kebutuhan masyarakat.
Pihaknya telah melakukan digitalisasi layanan kesehatan dalam bentuk registrasi online, Tele Apik (untuk melihat antrean pendaftaran dan poliklinik), Tele Medicine #SayDoc (untuk memudahkan komunikasi pasien dengan dokter), serta mengembangkan digitalisasi keterbukaan informasi publik.
“Tahun 2017 kami sudah punya sistem registrasi online, sekarang penggunanya sudah mencapai 97% dari total pasien yang berkunjung. Petugas rumah sakit juga turun langsung mengedukasi masyarakat untuk menggunakan registrasi online,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Di entry point, kita tempatkan orang-orang yang komunikasinya bagus karena melayani orang sakit itu sangat berbeda, mereka ingin selalu diutamakan. Kita juga punya jalur fast track untuk pasien lansia dan bayi," ucap Yunita.
"Di internal, kita tanamkan mindset yang sama, jika pelayanan baik, otomatis administrasi juga ikut baik, pasien puas, klaim lancar, pemasukan lancar, sehingga kita bisa meningkatkan fasilitas dan sarana prasarana rumah sakit," imbuhnya.
Infografik akses layanan BPJS Kesehatan melalui aplikasi Mobile JKN. Foto: kumparan
Infografik akses layanan BPJS Kesehatan melalui aplikasi Mobile JKN. Foto: kumparan
Senada, President Director Hermina Hospital Group, dr. Hasmoro, juga mengatakan pihaknya telah menyesuaikan pelayanan kepada pasien yang berkunjung ke rumah sakit.
Menurutnya, saat pandemi COVID-19, para dokter, khususnya yang sudah berusia lanjut dan memiliki penyakit komorbid, mengurangi jam praktiknya di rumah sakit. Kunjungan pasien yang sakit ringan juga menurun karena mereka khawatir tertular COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Oleh karena itu, kami menciptakan layanan Halo Hermina dan Telemedicine untuk memudahkan komunikasi antara pasien dan dokter RS Hermina," jelas Hasmoro.
"Para dokter RS Hermina sudah memiliki riwayat kesehatan pasiennya, sehingga bisa tetap memantau perkembangan kondisi pasiennya lewat aplikasi tersebut tanpa bertatap muka. Selain itu, kami juga mengembangkan sistem appointment melalui call center 1500488, Hermina Mobile, dan website,” pungkasnya.