Akibat Kekeringan, Ratusan Hektare Tanaman Padi di Kanor Bojonegoro Gagal Panen

Konten Media Partner
5 Juli 2018 18:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Akibat Kekeringan, Ratusan Hektare Tanaman Padi di Kanor Bojonegoro Gagal Panen
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Oleh Muliyanto
Bojonegoro - Dampak kemarau membuat ratusan hektar tanaman padi di Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro, kesulitan air sehingga gagal panen. Akibatnya, para petani di wilayah tersebut rugi jutaan rupiah. Guna mengurangi jumlah kerugian, mereka terpaksa memanen padi yang rusak, meski dengan hasil seadanya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan informasi yang diperoleh awak media ini, tanaman padi rusak parah akibat kekurangan air sejak tanaman berumur 60 hari. Hal ini disebabkan dampak kemarau yang membuat sungai dan saluran irigasi mengering sejak sebulan lalu.
Kondisi terparah jerjadi di desa Bungur Kecamatan Kanor, di wilayah ini lebih dari 200 hektare tanaman padi rusak parah dan sebagian besar tanaman bahkan mati mengering dengan kondisi bulir yang menghitam dan daun yang mengering.
Akibat Kekeringan, Ratusan Hektare Tanaman Padi di Kanor Bojonegoro Gagal Panen  (1)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu petani asal Desa Bungur Kecamatan Kanor, Bejo (40), kepada awak media ini mengatakan sejak sebulan ini, kondisi tanaman padi kesulitan air, sehingga panen tidak maksimal dan banyak batang padi mati karena kekeringan.
Menurutnya, jika dalam kondisi normal lahan miliknya biasa mendapatkan hasil panen 7 kuintal gabah, namun karena sebagian tanaman padi miliknya mati, hasil yang didapat kini merosot drastis hanya berkisar 2 kuintal saja.
ADVERTISEMENT
“Kekurangan air dari umur sekitar 60 hari, biasanya panen dapat tujuh kuintal namun saat ini hanya dapat dua kuintal saja,” ungkap Bejo, Kamis (05/’07/2018,
Gagal panen juga terjadi di desa lain di di wilayah Kecamatan kanor. Guna mengurangi jumlah kerugian yang lebih besar sejumlah petani tetap memanen padi yang rusak meski dengan hasil seadanya. Atas kondisi ini sejumlah petani hanya dapat pasrah mereka berharap ada bantuan dari pemerintah untuk para petani, terutama penyediaan benih untuk persiapan musim tanam selanjutnya. (mol/imm)