Teknologi AI Karya Mahasiswa di Surabaya Bantu Tunanetra dan Alzheimer

Konten Media Partner
15 Maret 2024 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Firania (kiri) dan Pelangi menunjukkan cara kerja Neutrack AI Glove. Foto: Humas ITS
zoom-in-whitePerbesar
Firania (kiri) dan Pelangi menunjukkan cara kerja Neutrack AI Glove. Foto: Humas ITS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bayangkan sebuah dunia di mana tunanetra dapat melihat dan penderita Alzheimer dapat mengingat. Berkat Neutrack AI Glove, sarung tangan cerdas hasil rancangan tim Memory Reboot dari Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), hal ini bukan lagi sebatas mimpi.
ADVERTISEMENT
Inovasi ini dimulai oleh tiga mahasiswa yang terinspirasi dari tugas mata kuliah Konsep Kecerdasan Artifisial. Ketiganya adalah Firania Putri Harsanti, Pelangi Masita Wati, dan Arundaya Pratama Nurhasan. Di sisi lain, pengalaman pribadi Firania juga menjadi latar belakang pembuatan inovasi tersebut.
“Kebetulan saya punya teman masa kecil yang tunanetra dan bude yang terkena Alzheimer,” ujar Firania, dalam keterangannya, seperti dikutip Basra, Jumat (15/3).
Bagi penyandang tunanetra, Neutrack AI Glove bagaikan indra penglihatan baru. Sensor dan perintah suara yang tertanam pada alat ini, menangkap informasi visual dan perintah suara di sekitar pengguna. Kemudian, informasi tersebut akan diolah kecerdasan buatan dan diterjemahkan menjadi suara bip untuk menavigasi jalan serta panduan suara untuk menyebutkan benda.
Berdasarkan uji coba kepada enam siswa Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) Yayasan Pendidikan Anak Buta di Gebang Putih, Kota Surabaya, Neutrack AI Glove mampu membantu para siswa bernavigasi dan mengenali benda dengan lebih mudah dan aman. Selain itu, sarung tangan ini juga berpotensi menggantikan tongkat yang dipakai penyandang tunanetra di masa depan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, bagi penderita Alzheimer, Neutrack AI Glove dapat membantu mereka mengingat orang-orang di sekitar dengan cara memindai wajah orang yang ingin dikenali. Dengan teknologi computer vision, alat ini akan menyimpan identitas seseorang termasuk wajah, nama, hubungan, dan informasi detail lainya.
Ketika pengguna bertemu dengan orang yang sama di lain waktu, sarung tangan ini akan mencocokkan wajah orang tersebut dengan data yang tersimpan. Jika ada kecocokan, sarung tangan akan memberitahu pengguna melalui suara.
“Dalam tahap uji coba, kami masih kesulitan menemukan pengguna yang cocok dikarenakan stadium demensia yang berbeda-beda,” tutur Firania.
Berkat inovasi Neutrack AI Glove, Tim Memory Reboot berhasil meraih juara pertama dalam Hackfest Indonesia 2024. Mereka berhasil mencapai tujuan ajang hackathon ini dengan berinovasi sekaligus menerapkan enam poin Sustainable Development Goals (SDGs).
ADVERTISEMENT
“Kami telah menerapkan poin SDGs ke-3, 4, 9, 10, 16, dan 17,” sebut Firania.
Usai menjuarai Hackfest Indonesia 2024, tim Memory Reboot unjuk gigi di Google Solution Challenge 2024. Dalam ajang ini, mereka kembali mempresentasikan Neutrack AI Glove yang dikembangkan dengan material dari plastik daur ulang.
Firania menegaskan, pengembangan ini sejalan dengan poin SDGs ke-7 dan ke-13 yaitu mendorong energi bersih terbarukan yang terjangkau serta mengatasi perubahan iklim.
Keberhasilan Neutrack AI Glove adalah contoh nyata bagaimana teknologi dapat membantu meningkatkan kualitas hidup manusia. Inovasi ini menandakan masa depan yang lebih cerah bagi tunanetra dan Alzheimer, di mana mereka dapat hidup dengan lebih mandiri dan aktif dalam masyarakat.
“Kami akan terus mengembangkan alat ini agar memiliki fitur yang lebih lengkap untuk membantu aktivitas sehari-hari,” tutup Firania.
ADVERTISEMENT