Remaja Masjid Bisa Jadi Entrepreneur, Perhatikan Rambu-rambu Ini

Konten Media Partner
15 September 2023 16:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatihan branding bisnis melalui digitalisasi dan desain produk yang diberikan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Perwakilan Wilayah Provinsi Jawa Timur untuk para remaja masjid. Foto-foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Pelatihan branding bisnis melalui digitalisasi dan desain produk yang diberikan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Perwakilan Wilayah Provinsi Jawa Timur untuk para remaja masjid. Foto-foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dewan Masjid Indonesia (DMI) Perwakilan Wilayah Provinsi Jawa Timur mengajak para remaja masjid untuk menjadi entrepreneur. Menurut Sekretaris PW Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jawa Timur Drs. H. Suhadi, M.Si, ada banyak sekali peluang bagi remaja masjid, asal mau berusaha dan berkreasi. Apalagi masa sekarang, digitalisasi menjadi jalur dalam memulai dan mengembangkan usaha.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Suhadi tak menampik masih banyak keraguan yang pasti datang saat memulai usaha. Ketakutan akan memulai, takut rugi, takut gagal dan tentang modal.
“Memulai itu satu point. Bagaimana bisa tahu gagal atau tidaknya jika belum memulai,” ujar Suhadi, Jumat (15/9).
Suhadi melanjutkan, untuk mendorong remaja masjid mau menjadi entrepreneur, pihaknya juga menggelar pelatihan seperti pelatihan branding bisnis melalui digitalisasi dan desain produk. Pelatihan ini melibatkan para remaja masjid (Remas) dari berbagai wilayah se-Jawa Timur.
“38 kabupaten kota, kira-kira ada 56 ribu masjid di Jawa Timur. Kita hanya ambil perwakilan dua orang peserta setiap kabupaten/kota. Sehingga mereka membuat komunitas baru agar ilmu pelatihan terus berlanjut,” jelasnya.
Suhadi lantas mengingatkan ada rambu-rambu yang dilakukan para remaja masjid dalam berbisnis. Yaitu mengembangkan bisnis digital berbasis syariah.
ADVERTISEMENT
Kegiatan berbisnis atau berwirausaha dapat dilakukan dengan syarat harus jujur, halal, memberikan informasi secara utuh, terkait larangan riba, dapat dipercaya dan juga ramah. Sehingga, apa yang nantinya akan dihasilkan dapat menjadi berkah, halal dan sejahtera.
“Meskipun bisnis secara online, keramahan harus terwujud. Itu sebuah rangkaian makanya bisnis dan keuangan syariah. Kita bikin rambu-rambu supaya ada batas-batasannya, tidak sembarangan berbisnis,” tandasnya.