Pikiran yang Sesak Ibarat Gadget Kepenuhan Isi, Cepat Panas dan Lamban

Konten Media Partner
29 Januari 2020 15:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto-foto : Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Foto-foto : Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagian besar orang tentu pernah mengalami kelelahan emosional dalam berbagai bentuk. Seperti cemas terhadap masa depan, gagal meraih sesuatu, hingga marah pada kesalahan diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Untuk sembuh dari luka batin tersebut, dibutuhkan penyembuhan dari diri sendiri (self healing) agar bisa bangkit dan kembali menjalani aktivitas.
Nuniek Silalahi, M. Pd, pendiri Citraretna Surabaya mengatakan, kesehatan hakiki itu bisa didapatkan dengan tiga hal.
Diantaranya adalah makanan yang kita konsumsi mempunyai porsi 5 persen, kedua adalah olahraga dengan posrsi 5 persen. Dan terakhir yakni pikiran kita dengan porsi 90 persen.
"Nah salah satu metode yang bisa diterapkan untuk self healing ini adalah melatih pikiran kita untuk tetap positif. Karena semua organ tubuh, pancaindra itu dikendalikan dari pikiran kita," jelas Nuniek ketika ditemui Basra dalam acara seminar Sehat Itu Bahagia di Gedung Yayasan BK3S Jawa Timur, Rabu (29/1).
Nuniek pun menganalogikan tubuh kita seperti halnya gawai yang dapat menerima berbagai informasi, pesan, atau gambar dengan mudahnya. Dimana jika informasi tersebut tidak dipilah dengan baik, akan menyebabkan gawai menjadi panas dan sistemnya berjalan lambat.
ADVERTISEMENT
"Demikian juga tubuh kita, kalau kita mendapatkan masukan seperti apa yang kita dengar, lihat, dan rasakan begitu saja, hal itu akan tersimpan di alam bawah sadar kita. Kalau tidak kita hapus yang tidak bermanfaat akan membuat diri kita sakit, seperti migrain dan lainnya," ungkapnya Nuniek.
Tak hanya itu, perempuan yang juga aktif di bidang pendidikan, budaya, dan sosial ini juga menyampaikan, dalam mengendalikan pikiran diri kita juga perlu di program dengan kata-kata positif yang diucapkan.
Seperti kata-kata: 'saya selalu sehat, saya selalu berada di tempat dan waktu yang tepat, dan saya bermanfaat buat banyak orang'.
"Kata-kata seperti itu perlu kita tanamkan pada pikiran kita. Hal-hal tersebut baiknya dilakukan ketika pagi hari antara jam 2-5 setelah kita berdoa atau saat kita melakukan meditasi," tuturnya.
Untuk itu, Nuniek berpesan kepada seluruh masyarakat terutama generasi muda untuk selalu berpikir positif dan menerapkan hidup sehat. Karena dengan begitu akan membuat kita bahagia dan bisa lebih produktif.
ADVERTISEMENT
"Karena tidak ada gizi terbaik selain kebahagiaan dalam diri. Kalau kita memandang semua peristiwa sebagai pelajaran, maka kita akan bahagia. Dan bahagia itu akan membuat kita sehat," pungkasnya.