Per Tahun 1 Juta Orang Indonesia Berobat Keluar Negeri, Rp 100 Triliun 'Hilang'

Konten Media Partner
10 November 2022 8:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkes Budi Gunadi Sadikin, saat menghadiri ground breaking RS UPT Vertikal Surabaya, Rabu (9/11) kemarin. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Menkes Budi Gunadi Sadikin, saat menghadiri ground breaking RS UPT Vertikal Surabaya, Rabu (9/11) kemarin. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setiap tahun ada satu juta orang kaya Indonesia yang berobat keluar negeri. Ini berpotensi Indonesia kehilangan Rp 100 triliun dana yang dipakai warga tersebut untuk berobat keluar negeri.
ADVERTISEMENT
"Sudah saya cek ada sekitar 900 ribu sampai 1 juta rakyat Indonesia berobat keluar negeri setiap tahunnya. Itu nilainya 4 miliar US Dolar, kalau dirupiahkan hampir Rp 100 triliun yang dibuang. Jadi orang kaya mesti berobatnya keluar negeri," ungkap Menkes Budi Gunadi Sadikin, saat menghadiri ground breaking RS UPT Vertikal Surabaya, Rabu (9/11) kemarin.
Budi tak menampik jika fasilitas rumah sakit di Indonesia jumlahnya kurang memadai. Mengutip Badan Kesehatan Dunia (WHO), Budi menuturkan jika rumah sakit harusnya memiliki kapasitas 1: 1.000.
"Jadi kalau Indonesia jumlah penduduknya ada 270 juta harusnya rumah sakit memiliki 270 ribu tempat tidur. Nah kita seluruh Indonesia cuma 150 ribu sampai 170 ribu. Jadi masih sangat kurang," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Antrean masyarakat yang ingin mendapatkan layanan kesehatan di rumah sakit, diakui Budi juga masih panjang. Budi mencontohkan antrean yang ada di RS Harapan Kita.
"Kalau datang ke RS Harapan Kita Jantung, antreannya panjang banget. Padahal operasi jantung kan harus cepat (dilakukan), tapi itu (antrean) ada yang 2 tahun, 3 tahun. Apalagi yang (pakai) BPJS, itu antrean sudah enggak karuan," tukasnya.
Melihat infrastruktur layanan kesehatan Indonesia yang masih kurang memadai, pihaknya pun memastikan untuk mencukupinya.
"Kalau kita bisa memperbanyak rumah sakit dengan fasilitas bagus maka bisa menahan orang-orang kaya yang akan berobat keluar negeri," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut Budi juga mengungkapkan jika pasien di Indonesia yang paling banyak meninggal karena penyakit jantung, stroke, dan kanker.
ADVERTISEMENT
"Hampir 1 juta orang Indonesia meninggal karena jantung, stroke, kanker. Setahun ada kelahiran 4,5 juta bayi, dari angka tersebut 50 ribu nya mengalami kelainan jantung bawaan dan 40 persennya harus segera di operasi dalam kurun waktu satu tahun," tandasnya.
Untuk mengatasi kekurangan tersebut, lanjut Budi, salah satu strategi yang harus dilakukan adalah menyediakan sarana pendidikan yang memadai bagi dokter spesialis.
"Dokter spesialis nggak bisa di sekolah, harus di rumah sakit. Itu kenapa sebabnya harus banyak rumah sakit yang bisa jadi tempat memproduksi dokter spesialis," tukasnya.