Pengorbanan Guru Tunanetra Keluarkan Uang Rp 100 Ribu Tiap Hari untuk Mengajar

Konten Media Partner
3 Desember 2022 16:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atung Yunarto, guru tunanetra. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Atung Yunarto, guru tunanetra. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sarana transportasi publik di Kota Surabaya dianggap masih belum ramah disabilitas, tak terkecuali kondisi terminalnya. Hal ini seperti yang dirasakan Atung Yunarto, guru SLB di Surabaya.
ADVERTISEMENT
Bahkan demi untuk dapat menjalankan tugasnya sebagai seorang guru, penyandang tunanetra ini harus rela berganti 3 alat transportasi setiap harinya.
"Rumah saya di Candi, Sidoarjo. Tempat mengajar saya di Keputih, Surabaya. Setiap hari harus tiga kali ganti angkutan agar tidak terlambat sampai di sekolah," ujarnya saat ditemui disela acara outing kelompok inklusi, Sabtu (3/12).
Diungkapkan Atung, jam pembelajaran di sekolahnya mulai jam 7 pagi. Atung berangkat dari rumahnya pukul 05.30. Pertama Atung akan naik ojek online sampai Pasar Larangan. Dari sini Atung akan berganti bemo sampai Royal Plaza. Dari sini untuk sampai ke sekolah, Atung kembali naik ojek online.
"Kenapa saya nggak nerus naik ojek online nya? Karena nerus saya capek, punggung sakit. Kalau naik bemo dulu, saya bisa istirahat menyandarkan punggung sebelum naik ojek online lagi," paparnya.
ADVERTISEMENT
Atung bukannya tidak ingin naik bus, namun kondisinya tidak memungkinkan. Pasalnya Atung pernah mencoba naik bus Trans Jatim dari Sidoarjo sampai Terminal Purabaya (Bungurasih). Namun kondisi terminal yang tak ramah bagi disabilitas seperti dirinya membuatnya enggan naik bus Trans Jatim.
"Pedestarian di Bungurasih itu cukup terjal. Kemudian penumpang diturunkan kadang tidak di dalam terminal tapi di luar tergantung antrean bus. Nah kan saya kesulitan kalau mau pindah angkutan lagi dari Trans Jatim. Padahal naik bus itu lebih murah tapi kan tidak aman buat disabilitas seperti saya," paparnya.
Karena harus beberapa kali naik ojek online Atung mengaku harus merogoh kocek lebih dari Rp 100 ribu setiap harinya.
"Ya mau gimana lagi, ojek online ini cukup aman buat saya. Apalagi abang ojek online nya juga sering bantu saya kalau mau pindah angkutan," tandasnya.
ADVERTISEMENT