Melihat Bisnis Sampah Makanan dari Ikan Makarel

Konten Media Partner
25 Mei 2021 13:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ngebul Darjo, inovasi produk olahan ikan makarel sebagai solusi permasalahan food waste pada leftover ingredient industri olahan ikan kalengan.
zoom-in-whitePerbesar
Ngebul Darjo, inovasi produk olahan ikan makarel sebagai solusi permasalahan food waste pada leftover ingredient industri olahan ikan kalengan.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil memanfaatkan food waste ikan makarel dari industri olahan ikan kalengan menjadi produk makanan lezat dengan nama Ngebul Darjo.
ADVERTISEMENT
Tim Ngebul Darjo ini terdiri dari Fakhrudin Naufal Ansori dan Hafizh Muhammad Rozaan dari Teknik Infrastruktur Sipil, Adella Fajrin Nafiah dan Fandhi Al Idrus Dwi Saputra dari Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), serta Anisa Luthfiah Amalia dari Departemen Manajemen Bisnis ITS.
Fakhrudin Naufal selaku ketua tim menyampaikan nama Ngebul Darjo berasal dari kata ‘kebul’ yang berarti asap, sedangkan Darjo diambil dari nama kota Sidoarjo yang merupakan asal makanan tersebut.
Di mana ide usaha itu muncul guna mengurangi jumlah sampah makanan. Mengingat Indonesia merupakan negara penghasil food waste tertinggi kedua di dunia.
Untuk itu, ia dan tim memanfaatkan food waste dari industri olahan ikan kalengan yang dijual oleh pengepul di Sidoarjo. Di mana ikan makarel dari industri tersebut banyak tereliminasi karena ukuran yang tidak memenuhi standar industri.
ADVERTISEMENT
“Meskipun begitu, sebenarnya ikan ini memiliki nutrisi yang sama, masih segar, dan layak diolah. Adapun produk kami adalah ikan makarel asap dan ikan makarel suwir pedas,” kata Fakhrudin, Selasa (25/5).
Fakhrudin menjelaskan, jika biasanya ikan asap menggunakan ikan cakalang atau ikan tuna. Namun Ngebul Darjo mampu mengolah ikan makarel menjadi ikan asap yang memiliki cita rasa khas dibandingkan dengan olahan ikan asap pada umumnya.
"Kami menggunakan pengawetan asap batok kelapa yang menjadikan produk kami memiliki aroma asap yang khas dari ikan makarel. Untuk ketahannya jika disimpan dalam freezer bisa bertahan hingga dua bulan. Adapun harganya, kami mematok mulai Rp 20 ribu sampai Rp 40 ribu,” jelasnya.
Ke depan, ia dan tim berencana mendaftarkan produk mereka ke ITS Food agar cita rasanya bisa menyentuh banyak mahasiswa dan tenaga pendidik ITS.
ADVERTISEMENT
Mereka juga berencana mengembangkan ide bisnis ini di kompetisi bisnis lain untuk menggaet banyak pendanaan, hingga mendapat dukungan dari ITS baik dari sertifikasi halal maupun sertifikasi HaKi, dan bisa turut berkembang di inkubator bisnis ITS
“Dalam skala yang lebih luas kami juga ingin memberdayakan masyarakat di sekitar Kabupaten Sidoarjo untuk tergabung dalam produksi Ngebul Darjo. Produk ini menjadi salah satu solusi dalam mendukung kampanye gemar makan ikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI," pungkasnya.
Diketahui, inovasi Ngebul Darjo ini telah berhasil meraih medali perak dalam kompetisi Edutainer Nusantara Fair (ENF) Indonesia.