Kabar Baik, Obat Kombinasi Buatan Unair untuk Sembuhkan COVID-19 Berhasil 98%

Konten Media Partner
16 Agustus 2020 16:42 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Lima kombinasi obat untuk menghambat pertumbuhan virus corona (COVID-19) yang diteliti oleh Tim Peneliti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, kini telah memasuki tahap izin produksi dan izin edar.
ADVERTISEMENT
Kelima kombinasi obat tersebut adalah lopinatvir-ritonavir-azithromycin, lopinavir-ritonavir-doksisiklin, lopinavir-ritonavir-clarithromycin, hidroksiklorokuin-azithromycin, dan hidroksiklorokuin-doksisiklin.
Bahkan kombinasi obat temuan tim gabungan antara Unair, Badan Intelijen Negara, TNI AD, dan BPOM tersebut disebut sebagai obat COVID-19 pertama di dunia.
Rektor Unair Prof Mohammad Nasih menjelaskan, bahwa rujukan dari obat kombinasi yang ditemukan oleh tim gabungan menjadi obat COVID tersebut merupakan berbagai macam obat tunggal yang telah diberikan kepada pasien COVID-19 di berbagai belahan dunia.
Dari lima kombinasi itu, terdapat tiga kombinasi obat yang ditemukan oleh Unair dan telah melalui uji klinis. Ketiga kombinasi obat itu adalah lopinavir-ritonavir-azithromycin, lopinavir-ritonavir-doksisiklin, dan terakhir yakni hidroksiklorokuin dan azithromycin.
“Awalnya lima kombinasi, kemudian ada saran untuk mengambil tiga kombinasi terbaik saja, yang dampaknya paling besar. Akhirnya kami ambil tiga tersebut karena efektivitasnya mencapai 98%, dan kami lakukan uji klinis dengan mengujinya secara acak di lapangan,” jelas Prof. Nasih, Minggu (16/8).
ADVERTISEMENT
Dalam melaksanakan uji klinis obat tersebut, Prof. Nasih mengatakan jika tim Unair tidak hanya melakukan pada satu pihak dan satu tempat saja. Dimana pihaknya mekakukan uji klinis pada 13 center di Indonesia, dan masing-masing center di koordinasi oleh salah seorang dokter profesional.
“Secara keseluruhan kami hanya ada satu tim, namun di beberapa daerah kami ada beberapa kelompok yang kami sebar menjadi 13 center, karena kami melakukan uji klinis untuk obar itu,” kata Prof. Nasih.
Agat dapat mempercepat proses rilis kombinasi obat tersebut, Prof. Nasih meminta kepada pihak TNI, Polri, BIN, IDI, Ikatan Apoteker Indonesia, Kimia Farma, serta Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, mau bahu membahu dan membuang ego sektoral masing-masing.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, ia juha berharap kepada pihak BPOM untuk memperlancar izin produksinya. Sehingga obat tersebut dapat diproduksi secara massal untuk kepentingan masyarakat Indonesia.
“Kami sudah diminta oleh Kimia Farma dan Lembaga Biologi TNI AD untuk menjelaskan petunjuk teknis dalam memproduksi obat kombinasi tersebut. Sehingga kami berharap kepada BPOM untuk dapat memperlancar izin produksi obat tersebut,” pungkasnya.