Gempa Tuban Terasa di Surabaya, WNA Panik Ramai-ramai Pindah Kamar Hotel

Konten Media Partner
22 Maret 2024 19:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lobi Hotel Majapahit pada Jumat (22/3) malam, yang terus kedatangan tamu walk in. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Lobi Hotel Majapahit pada Jumat (22/3) malam, yang terus kedatangan tamu walk in. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gempa berkekuatan M6,5 yang mengguncang Tuban pada Jumat (22/3) sore getarannya terasa hingga Surabaya. Bahkan getaran tersebut sempat membuat panik sejumlah Warga Negara Asing (WNA) di Kota Pahlawan.
ADVERTISEMENT
Sejumlah WNA yang panik tersebut lantas ramai-ramai pindah kamar hotel. Mereka memilih pindah ke hotel yang tidak berupa bangunan gedung bertingkat.
"Kita dari jam 5 tadi sampai dengan setengah 7 tadi banyak kedatangan tamu yang walk in (check in kamar secara mendadak. Total dalam durasi waktu itu ada 15 kamar yang kita buka," jelas Essa Adeline, Marketing & Communications Executive Hotel Majapahit Surabaya, kepada Basra, Jumat (22/3) malam.
Essa melanjutkan, dari 15 kamar yang dibuka tersebut, mayoritas merupakan tamu WNA. Menurut pengakuan mereka, seperti dituturkan Essa, mereka khawatir jika harus menginap di hotel berupa gedung bertingkat setelah merasakan getaran gempa sore tadi.
"Akhirnya mereka pindah hotel, mencari tempat yang bukan gedung bertingkat. Pilihannya jatuh ke kita yang memang kita hanya 2 lantai dengan banyak area outdoor," terang Essa.
ADVERTISEMENT
"Sebelumnya mereka sudah booking di hotel lain yang gedungnya tinggi-tinggi. Tapi setelah merasakan gempa tadi sore, mereka memilih pindah hotel," sambung Essa.
Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas II Pasuruan mengungkap rentetan gempa yang mengguncang Tuban, disebabkan oleh sesar lokal di Laut Jawa.
"Penyebab gempa adalah sesar lokal di Laut Jawa dengan mekanisme sumber pergerakan sesar geser atau strike slip," kata Kepala Stadiun Geofisika Kelas II Pasuruan, Rully Oktavia Hermawan, dalam keterangan tertulisnya.