Eri Cahyadi Akan Bikin Film Tentang Dolly, dari Haram Jadah Menjadi Sajadah

Konten Media Partner
17 September 2021 17:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu sudut di kawasan Dolly Surabaya yang kini menjadi pusat kegiatan UMKM. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu sudut di kawasan Dolly Surabaya yang kini menjadi pusat kegiatan UMKM. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Dolly punya cerita tersendiri. Kawasan ini pernah menjadi lokalisasi terbesar di Asia Tenggara. Kini wajah Dolly telah berubah 180 derajat. Gegap gempita prostitusi tak lagi dijumpai di kawasan ini dan menjelma menjadi pusat kegiatan UMKM.
ADVERTISEMENT
Kisah Dolly mengundang ketertarikan banyak pihak, salah satunya Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Eri bahkan mengungkapkan keinginannya untuk membuat film tentang perjalanan Dolly.
"Seperti yang dikatakan Pak Menteri (Sandiaga Uno) kalau Dolly itu dulu haram jadah sekarang jadi sajadah. Jadi saya ingin membuat suatu cerita (film) tentang Dolly yang dulu dan sekarang," kata Eri, Jumat (17/9).
Istilah haram jadah menjadi sajadah ini merujuk pada kondisi Dolly yang dulunya merupakan sarang prostitusi kini menjadi lokasi yang lebih religius sebagai pusat UMKM warga.
Keinginan tersebut, lanjut Eri, sejalan dengan program Pemkot Surabaya di tahun 2022 yang akan lebih menggencarkan kegiatan ekonomi kreatif.
Dikatakan Eri jika di tahun depan pihaknya akan lebih menyiapkan anggaran yang lebih besar untuk kegiatan ekonomi kreatif yang dapat membuka banyak lapangan kerja.
ADVERTISEMENT
"Pembangunan infrastruktur kita stop dulu, kita fokuskan untuk kegiatan ekonomi kreatif. Pembangunan infrastruktur nantinya hanya untuk memastikan Kota Surabaya tidak lagi banjir," jelasnya.
Untuk itu Eri pun mengundang para penggiat perfilman, animator, maupun pekerja kreatif lainnya agar berkolaborasi dengan pemerintah mewujudkan terciptanya industri kreatif di Kota Pahlawan.
"Mari kita diskusi bersama mumpung saya sedang menyusun anggaran untuk 2022. Apa yang diinginkan? Kami (pemerintah) adalah fasilitator bagi pekerja kreatif," tukasnya.