Diet 3-1 untuk Pasien Diabetes

Konten Media Partner
15 April 2022 14:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula (glukosa) di dalam darah. Di Indonesia, penyakit ini banyak terjadi, dan bisa menyerang semua golongan usia, mulai dari anak muda hingga lansia.
ADVERTISEMENT
Maka tak heran, jika banyak masyarakat yang menerapkan diet terutama bagi penderita diabetes. Salah satu diet yang dapat dilakukan oleh penderita diabetes adalah diet DM 3-1 yang diperkenalkan oleh ketua Pusat Diabetes dan Nutrisi Surabaya, Prof Dr Askandar Tjokroprawiro dr SpPD K-EMD FINASIM.
Lantas, bagaimana menerapkan diet DM 3-1 bisa saat berpuasa?
Menjawab hal itu, Dr Hermina Novida dr SpPD K-EMD FINASIM mengatakan ada satu syarat yang harus dipenuhi pasien diabetes untuk menjalankan puasa. Salah satunya pasien diabetes boleh berpuasa apabila gula darahnya terkontrol.
“Kalau gula darahnya 500 - 600, sebaiknya gula darahnya dikendalikan dulu. Kenapa? Karena ada bahaya yang disebut ketoasidosis diabetikum pada pasien diabetes yang tidak terkendali gulanya. Jadi harus dikendalikan dulu gula darahnya,” kata Dr Hermina, Jumat (15/4).
ADVERTISEMENT
Selain memperhatikan gula darah, pasien diabetes harus memperhatikan cara meminum obat atau insulin dengan benar. Hal ini perlu diperhatikan supaya tidak terjadi komplikasi hipoglikemia maupun hiperglikemia, serta asupan makanan juga harus disesuaikan dengan saran dan anjuran dokter.
“Kalau bisa menghindari makanan dan minuman yang indeks glikemiknya tinggi, menghindari konsumsi GGL (gula, garam dan lemak) yang berlebihan dan asupan cairan harus cukup,” tambahnya.
Apabila hal tersebut bisa dilakukan, maka puasa akan sangat bermanfaat dan memberikan kontrol gula darah yang lebih baik.
Dr Hermina pun memberikan tips menerapkan diet DM 3-1 di bulan suci Ramadan. Ia mengungkapkan, bahwa pada pasien diabetes sebaiknya mengikuti istilah yang disebut 3J, meliputi tepat jumlah (jumlah kalori yang masuk), tepat jadwal, dan jenis makanan.
ADVERTISEMENT
Biasanya hal tersebut akan terdistribusi secara merata pada saat makan pagi, makan siang, dan makan malam serta 2 sampai 3 kali snack.
“Problemnya adalah bagaimana pada saat berpuasa?. Pada saat berpuasa pasti ada penyesuaian jadwal yang sebelumnya 3 kali makanan utama dan 2 sampai 3 kali snack, namun ketika puasa Ramadhan harus berubah,” jelasnya.
Perubahan jadwal makan pada bulan Ramadan, menurut Dr Hermina bisa diubah menjadi diet DM 3-1. Sehingga, waktu makan akan terbagi menjadi 3 waktu yaitu saat buka puasa, tarawih, dan saat sahur.
“Biasanya kalau kita buka, kita tidak langsung makan yang banyak tapi dicicil habis tarawih. Serta satu kali snack yaitu sebelum tidur,” tuturnya.
Selanjutnya yaitu jumlah makanan harus diperhatikan, jumlah makanan tergantung dengan kebutuhan masing-masing individu. Sehingga perlu disesuaikan dengan indeks massa tubuh, dan aktivitasnya.
ADVERTISEMENT
International Diabetes Federation mengeluarkan rekomendasi makanan ketika puasa Ramadan yaitu 1200 - 2000 kalori.
“Namun tergantung dari tinggi badan, jenis kelamin, dan tujuannya apakah ingin menurunkan atau mempertahankan berat badan jadi bervariasi antara 1200 - 2000 kalori. Jumlah dan jadwalnya harus diperhatikan baru kemudian jenisnya,” ungkapnya.
Mengenai jenis makanan pada pasien diabetes yang berpuasa, ia harus memenuhi kebutuhan makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien yang dimaksud yaitu memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein dan lemak. Karbohidrat sekitar 40 hingga 50 persen, protein 20 sampai 30 persen, lemak 30 sampai 35 persen.
"Karbohidrat ini dipilih dari bahan dengan indeks glikemik yang rendah. Artinya kecepatan makanan berubah menjadi gula lambat, sehingga kenaikan gula darah juga rendah,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT