Cerita Caleg Muda, Pakai Tabungan Sendiri Buat Kampanye dan Ditentang Orang Tua

Konten Media Partner
1 Februari 2024 7:12 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sahala Tua Parulian Hutagalung, caleg muda asal Surabaya. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Sahala Tua Parulian Hutagalung, caleg muda asal Surabaya. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Terlahir dari keluarga yang tak memiliki latar belakang politik, keputusan Sahala Tua Parulian Hutagalung (28) terjun ke dunia politik hingga maju menjadi calon legislatif (caleg) DPRD Kota Surabaya sempat tak mendapat restu dari orang tua. Apalagi Sahala harus merogoh tabungan pribadi hingga Rp 17 juta rupiah untuk biaya kampanye sebagai caleg.
ADVERTISEMENT
Dunia politik sejatinya sudah tidak asing bagi anak kedua dari tiga bersaudara ini. Sahala sempat berkecimpung sebagai aktivis saat masih kuliah. Menjadi tim sukses bagi caleg hingga calon wali kota pernah pula dilakoni Sahala. Dari sini lah Sahala kian membulatkan tekad bergabung dengan partai politik dan maju sebagai caleg.
"(Pemilu) tahun 2014 itu mulai jadi timsesnya caleg dan pilkada (kota Surabaya), ikut-ikutan saja waktu itu. Kemudian pemilu 2019 pas jadi timses di pilkada baru ikut bikin konsep (kampanye) dari calon wali kota. Nah dari sini awal mula tertarik masuk parpol, akhirnya tahun kemarin saya memutuskan untuk gabung PSI (Partai Solidaritas Indonesia)," jelasnya kepada Basra, (31/1).
Sahala mengakui keputusan masuk partai politik tak mendapat restu dari orang tua yang lebih menginginkannya bekerja seperti dua saudaranya.
ADVERTISEMENT
"Ya mindset orang tua ya, ingin anaknya bekerja lalu menikah. Apalagi kakak dan adik saya kerja di BUMN, jadi orang tua mendorong saya untuk juga seperti saudara saya itu. Tapi kan saya punya pilihan sendiri," ungkapnya.
Sadar keputusannya ditentang orang tua, Sahala lebih memilih memberikan pengertian secara pelan-pelan sembari menunjukkan bahwa dirinya serius dengan dunia politik.
"Untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik saya merasa memang harus lewat jalur politik. Jadi pelan-pelan saya ngomong ke orang tua. Syukurlah, akhirnya mereka mau menerima keputusan saya, bahkan sekarang mendukung saya," tutur pria yang kesehariannya berprofesi sebagai marketing ini.
Memutuskan maju sebagai caleg, Sahala juga tak menutup mata akan biaya yang harus dikeluarkannya untuk kampanye. Jika dihitung sejak awal sebelum kampanye hingga sekarang, Sahala sudah menggelontor uang hingga Rp 17 juta.
ADVERTISEMENT
"Itu (Rp 17 juta) murni dari tabungan saya pribadi, ada juga bantuan dari teman-teman. Enggak sampai jor-joran yang puluhan juta atau ratusan juta gitu," tukas jebolan sarjana teknik ini.
Jika nantinya dipercaya duduk di DPRD Kota Surabaya, Sahala mengaku ingin fokus di bidang pendidikan. Namun jika akhirnya tak bisa melenggang sebagai anggota legislatif, Sahala mengaku tak mempermasalahkan biaya kampanye yang telah dikeluarkannya.
"Segala apa yang menjadi pilihan kita itu kan ada risikonya. Kalau pun nanti tidak terpilih, ya saya ikhlas saja. Yang penting saya sudah berusaha melakukan yang terbaik," tandasnya.