300 Migran Asing Bernasib Tak Jelas di Sidoarjo, FK Unusa Lakukan Ini

Konten Media Partner
29 Agustus 2023 16:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
MoU antara Unusa dan IOM Indonesia. Foto: Humas Unusa
zoom-in-whitePerbesar
MoU antara Unusa dan IOM Indonesia. Foto: Humas Unusa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam mengatasi tantangan yang dihadapi oleh generasi muda terkait digitalisasi di dunia kerja. Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengadakan kuliah pakar dan visiting professor dengan tema Migrant Health & Human Rights, Selasa (29/08).
ADVERTISEMENT
Dekan FK Unusa, Dr. Handayani, M.Kes mengungkapkan, FK Unusa mengadakan kegiatan dan menghadirkan berbagai pembicara dari berbagai latar belakang. Salah satu isu utama yang ditekankan dalam kegiatan ini adalah kesehatan migran. Acara ini merupakan bagian dari serangkaian kegiatan yang diadakan oleh FK Unusa dalam rangka memperingati ulang tahunnya yang ke-9. Kegiatan ini juga bekerja sama dengan International Organization for Migration (IOM), yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), terutama untuk mendorong kesejahteraan migran.
“Terungkap bahwa sekitar 300 migran dari berbagai negara, seperti Lebanon, Pakistan, Afghanistan, dan lainnya, berada di daerah Puspa Agro, Sidoarjo, dengan status yang tidak jelas. Mereka hidup di asrama di sana dan tidak memiliki identitas resmi, sehingga tidak bisa bekerja secara formal. Namun, mereka masih mendapatkan bantuan dana dari PBB untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka,” ungkapnya, Selasa (29/8).
ADVERTISEMENT
Handayani menambahkan, FK Unusa terlibat dalam memberikan pelatihan keterampilan kesehatan kepada para migran ini. Tujuannya adalah untuk membekali mereka dengan pengetahuan tentang bagaimana menjaga kesehatan mereka sendiri dan teman-teman mereka di lingkungan yang sulit, di mana stres sering kali dihadapi. Mereka mungkin tinggal dalam kondisi lingkungan yang tidak pasti dan tanpa jaminan masa depan yang jelas.
“Beberapa migran telah berada dalam kondisi ini selama bertahun-tahun, banyak dari mereka yang masih berusia muda mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program pendidikan. Namun, ada batasan dan pembatasan yang diberlakukan oleh PBB terkait pekerjaan formal untuk migran ini,” ungkapnya.
Narasumber yang turut hadir dalam acara ini adalah Prof. Dr. Kim Soo Il (FMR Ammbassador of Korea/Chair Professor of daeshin University), serta Dr. Nedal Odeh (Senior Migration Health Officer IOM Indonesia).
ADVERTISEMENT
Dalam acara ini di lantai dasar Tower Unusa, FK Unusa juga mencoba memberikan hiburan dan keceriaan kepada para migran, yang umumnya berada dalam situasi yang sulit. Berbagai penampilan budaya dan makanan tradisional disajikan untuk memberikan mereka momen kesenangan meskipun dalam kondisi yang menantang. Sebelumnya ditandatangani pula MoU antara Unusa dan IOM Indonesia.