Wali Kota Nyamar Jadi Gelandangan 3 Hari, Temukan Fakta Mencengangkan

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
17 Mei 2022 14:57 WIB
Ā·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ben McAdams pernah menyamar menjadi gelandangan. Foto: istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Ben McAdams pernah menyamar menjadi gelandangan. Foto: istimewa.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Turun ke tengah-tengah masyarakat atau blusukan kadang sangat perlu dilakukan oleh pejabat. Tujuannya jelas untuk menyerap aspirasi warga dan menemukan solusi atas setiap permasalahan yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Hal itu yang dilakoni Ben McAdams saat masih menjabat sebagai Wali Kota Salt Lake Cuntry, Utah, Amerik Serikat periode 2013-2019. Pria kelahiran 5 Desember 1974 itu rela blusukan dengan menyamar menjadi gelandangan selama tiga hari dua malam.
Dikutip dari Deseret.com, Ben menyamar menjadi gelandangan untuk mencari dan menemukan solusi permasalahan tunawisma di kotanya. Sebab pemerintahannya telah membangun tempat berlindung untuk para gelandangan bisa tidur dengan nyaman dan aman.
Namun kenyataannya, sejak dibangun, tempat penampungan itu sama sekali tak digunakan para gelandangan. Mereka justru tetap tidur di pinggir jalan, di atas bangku trotoar, atau di depan etalase toko. Jelas hal itu menjadikan pemandangan kota menjadi kumuh.
Atas dasar itu, Ben menyamar menjadi gelandangan. Selama kurang lebih tiga hari, Ben rela memakai pakaian layaknya tunawisma. Dia pun harus 'nomaden' untuk bermalam.
ADVERTISEMENT
Di malam pertama, dia tidur di pinggir jalan. Malam itu dia banyak mendapat informasi dari gelandangan lain untuk selalu mengenakan sepatu ketika tidur agar tak dicuri. Sebab Ben merupakan wajah baru bagi mereka yang tak punya tempat tinggal di Salt Lake Country.
Gelandangan lain juga memperingatkannya agar tak ke toilet umum pada malam hari untuk menghindari jadi korban kekerasan seksual.
Pada malam berikutnya, Ben kemudian pindah ke tempat penampungan yang dia bangun beberapa bulan sebelumnya. Ben sebelumnya sempat mengorek informasi dari gelandangan kenapa mereka memilih kembali tidur di pinggir jalan.
Di situlah Ben menemukan fakta sesungguhnya yang mencengangkan dari permasalahan banyak gelandangan ogah tidur di tempat penampungan. Ternyata di sana dipenuhi gengster dan pengedar narkoba. Parahnya lagi mereka sering melakukan kekerasan kepada para gelandangan.
ADVERTISEMENT
Jelas hal itu membuat para gelandangan tak nyaman dan memilih kembali tidur di pinggir jalan. Banyak gelandangan menganggap pinggir jalan menjadi tempat teraman dan terhindar dari tindak kekerasan para gengster.
Ben sendiri mengakhiri blusukan keesokan harinya. Dia membawa beberapa catatan sebagai solusi berikutnya atas permasalahan para tunawisma ini.
Dia kemudian memprioritaskan perbaikan tempat penampungan lebih baik lagi dengan sistem keamanan yang lebih ketat. Dia ingin para gelandangan lebih nyaman dan merasa memiliki 'rumah' di tempat penampungan itu.
Dia juga melibatkan kepolisian untuk memperbaiki sistem hukum di kotanya, terutama peredaran dan penggunaan narkoba.
Meski begitu, di sisi lain, banyak pihak menganggap apa yang dilakukan Ben hanya pencitraan. Namun sebagian lagi membelanya karena sangat sedikit politikus yang mau blusukan seperti Ben, bahkan sampai harus menyamar menjadi gelandangan yang hanya beralaskan aspal beratapkan langit.
ADVERTISEMENT
Cerita Ben disambut positif beberapa warganet Indonesia setelah diposting oleh akun @matakelana di Instagram.
"Nyamar gak bilangĀ².. mantap," kata seorang warganet.
"Sistem blusukan yang dilakukan dengan benar. Good Job," timpal yang lain.
"The real belusukan," tambah yang lain. (ace)