Kisah Perjuangan Kakek di Jember Tetap Jualan Es Keliling di Tengah Wabah Corona

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
1 April 2020 16:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seorang kakek asal Jember Jawa Timur yang tetap jualan es keliling hingga Banyuwangi di tengah wabah corona. (Foto: Instagram @adindajeann)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang kakek asal Jember Jawa Timur yang tetap jualan es keliling hingga Banyuwangi di tengah wabah corona. (Foto: Instagram @adindajeann)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Imbauan untuk tetap di rumah saja selama wabah corona hingga kini masih terus digalakkan. Namun, hal ini tampaknya tidak semua orang bisa melakukannya. Sebab, ada kebutuhan dan tanggungan yang harus dipenuhi demi keberlangsungan hidup.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, beberapa orang memutuskan untuk tetap bekerja di luar rumah demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan segala risiko, mereka tetap berjuang untuk keluarga. Seperti halnya yang dilakukan oleh kakek di Jember, pedagang es lapis satu ini.
Usia yang tak lagi muda tak menyurutkan semangat perjuangannya menafkahi keluarga. Begitu pun dengan panasnya matahari hingga ancaman terpapar COVID-19 di tengah masyarakat. Ia terpaksa membuang jauh pikiran itu. Sebab, ia membutuhkan biaya untuk menghidupi keluarga juga untuk istrinya yang tengah sakit.
Kisah perjuangan kakek ini menjadi viral di media sosial setelah dibagikan oleh Adinda Jean melalui Instagram pribadinya. Dalam unggahannya, ia mengaku secara tidak sengaja dengan kakek tersebut di daerah Watudodol, Banyuwangi, Jawa Timur.
Seorang kakek asal Jember Jawa Timur yang tetap jualan es keliling hingga Banyuwangi di tengah wabah corona. (Foto: Instagram @adindajeann)
Kepada Jean, kakek itu mengaku berdomisili di daerah Jember, Jawa Timur. Dari kediamannya, ia biasa berangkat bekerja setelah subuh. Ia harus menempuh waktu selama hampir dua jam perjalanan ke Banyuwangi dengan naik kendaraan umum.
ADVERTISEMENT
"Beliau berdomisili di Kabupaten Jember, beliau berangkat dari jember pukul 4 subuh dan sampai di Banyuwangi pukul 6 pagi dengan menaiki bus umum," tulis Jean seperti dikutip dari unggahannya di Instagram.
Sesampainya di Banyuwangi, sang kakek yang tidak disebutkan namanya itu kemudian berjualan keliling. Tubuhnya yang tak lagi kua, serta jalannya yang mulai sempoyongan harus memikul dagangan menyusuri jalanan.
Dalam video yang turut diunggahnya, terlihat sang kakek berjalan di bawah terik matahari. Baju yang dikenakan pun terlihat basah oleh keringat. Sementara itu, hingga sekitar pukul 14.00 WIB, dagangannya masih banyak yang belum laku. Bahkan, beberapa es lapis yang ia jual pun sampai meleleh.
Seorang kakek asal Jember Jawa Timur yang tetap jualan es keliling hingga Banyuwangi di tengah wabah corona. (Foto: Instagram @adindajeann)
"Saya sudah berjualan dari pagi. Namun, hanya dapat uang Rp 15 ribu saja. Dagangan saya banyak yang rusak karena es-nya cair," kata sang kakek kepada Jean.
ADVERTISEMENT
Uang sejumlah Rp 15 ribu itu pun diakuinya sebagian digunakan untuk makan dan ongkos pulang. Sementara di rumah, sang istri dan cucunya telah menunggunya dengan harapan kakek tersebut pulang dengan dagangan habis terjual. Terlebih, sang istri juga tengah sakit.
"Kaki saya tidak kuat untuk berjalan jauh. Dan, saya tidak punya ongkos buat pulang ke rumah. Di rumah istri dan kedua cucu menunggu saya pulang," lanjut sang kakek.
Jean mengaku sempat membantu sang kakek mengangkat dagangan untuk dipikul. Dan, itu diakuinya cukup berat. Sementara itu, Jean yang mengaku terburu-buru, hanya bisa membantu dengan membeli beberapa dagangannya saja. Bahkan, ia pun tidak sempat menanyakan nama dan tempat tinggal kakek tersebut.
Video perjuangan kakek yang tetap berjualan es lapis keliling itu pun viral di media sosial. Banyak warganet mengaku tersentuh. Bahkan, video dan ceritanya pun diunggah kembali oleh warganet.
ADVERTISEMENT
Banyak yang berharap ada uluran tangan untuk sang kakek, mengingat usianya yang tak lagi muda. Terlebih tetap jualan keliling di tengah wabah virus corona. (zhd)