Cerita Seorang Bayi Lahir 4 Tahun Setelah Orang Tuanya Meninggal

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
21 Juli 2021 11:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bayi baru lahir dengan vernix atau lapisan putih.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi baru lahir dengan vernix atau lapisan putih. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada desember 2017, seorang bayi laki-laki di China lahir di dunia dengan orang tuanya yang sudah meninggal 4 tahun sebelumnya. Ternyata, pada tahun 2013 kedua orang tuanya meninggal dunia akibat kecelakaan mobil.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana bisa anak ini lahir padahal orang tuanya sudah meninggal dunia?
Dikutip dari BBC, anak laki-laki yang dinamai Tiantian itu berhasil lahir berkat bantuan teknik surogasi atau sewa rahim. Tiantian lahir di China dari seorang perempuan asal Laos yang menyewakan rahimnya.
Jadi, sebelum meninggal orang tua asli dari Tiantian telah membekukan beberapa embrionya untuk menjalani prosedur IVF (in vitro fertilization) atau program bayi tabung.
Ilustrasi melahirkan. Foto: Getty Images
Namun, malangnya mereka meninggal sebelum berhasil memiliki anak melalui program tersebut. Kemudian orang tua dari pasangan tersebut berusaha untuk melanjutkan program bayi tabung dengan menggunakan embrio yang telah dibekukan.
Setelah melalui proses panjang di pengadilan, akhirnya mereka berhasil mendapatkan hak atas embrio yang selama ini tersimpan di Nanjing Hospital, yang dibekukan dalam nitrogen cair.
ADVERTISEMENT
Tapi masalahnya tidak sampai di situ saja. Di China, teknik surogasi dinyatakan ilegal sehingga tidak ada rumah sakit atau institusi medis lain yang mau menampung embrio tersebut.
Hal ini menyebabkan pihak Nanjing Hospital menolak memberikan embrio tersebut.
Pihak keluarga pun akhirnya terpaksa mencari jalan lain. Mereka kemudian memutuskan untuk mengirimkan embrio tersebut ke Laos. Di sana, komersialisasi teknik surogasi diperbolehkan.
Ilustrasi mebrio. Foto: Getty Images
Hambatan masih menghadang orang tua dari pasangan yang telah tiada itu. Tidak ada maskapai penerbangan yang mau menerima pengiriman embrio tersebut, maka embrio itu pun terpaksa dikirim ke Laos menggunakan mobil.
Setiba di Laos, embrio tersebut ditanamkan ke rahim dari seorang perempuan yang tidak diungkap nama serta umurnya.
Karena kedua orang tua dari pasangan tersebut menginginkan agar si anak memiliki kewarganegaraan China, maka si perempuan itu pergi ke China untuk melahirkan Tiantian.
ADVERTISEMENT
Hal ini menjadi masalah lain ketika Tiantian lahir. Keempat kakek dan neneknya harus memberikan sampel darah serta melakukan uji DNA untuk membuktikan bahwa Tiantian adalah cucu mereka dan juga bahwa ia adalah seorang warga negara China. (via)