Arti dan Makna Alquran Surat Al-Kafirun Wala Antum Abiduna Ma Abud

Konten dari Pengguna
16 Februari 2022 17:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ayat wala antum abiduna ma abud. Foto: unsplash.com/@haqway
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ayat wala antum abiduna ma abud. Foto: unsplash.com/@haqway
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagai umat Muslim, pasti sudah tidak asing lagi dengan Surat Al-Kafirun. Surat ini sering kali dibaca ketika shalat wajib maupun sunah. Namun apakah Anda mengtahui arti dan makna ayat ketiga wala antum abiduna ma abud?
ADVERTISEMENT

Arti Surat Al-Kafirun Wala Antum Abiduna Ma Abud

Surat Al-Kafirun merupakan surat yang ke-109 berdasarkan susunan Alquran. Surat yang memiliki arti orang-orang kafir terdiri dari 6 ayat.
Surat ini termasuk salah satu surat agung yang terdapat dalam Alquran, di mana banyak sekali penjelasan tentang keutamaan dan kedudukannya. Seperti dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
Adapun bunyi dan arti Sura Al-Kafirun ayat ketiga yakni,
وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ
wa lā antum ‘ābidụna mā a’bud
Artinya, “Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.”

Makna Surat Al-Kafirun Wala Antum Abiduna Ma Abud

Ilustarsi Surat Al-Kafirun. Foto: unsplash.com/@adliwahid
Dikutip dari buku Tafsir Ibnu Katsir Jilid 8 karya Dr. ‘Abdhullah bin Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh (2004), dalam ayat wala antum abiduna ma abud memiliki makna bahwa hanya Allah SWT semata Tuhan yang patut disembah dan tiada sekutu bagi-Nya. Hal ini merupakan pembebasan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kafir Quraisy.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana yang diketahui, Surat Al-Kafirun turun akibat kebodohan dari seorang kafir Quraisy yang mengajak Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menyembah behala-berhala mereka selama satu tahun. Lalu mereka pun akan menyembah sembahannya selama satu tahun.
Kemudian Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan bahwa beliau tidak akan pernah menjadi penyembah apa disembah oleh kafir Quraisy, begitupun sebaliknya. Para kafir Quraisy tidak pernah pula menjadi penyembah yang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sembah, yakni Allah SWT.
(MZM)