Tokoh Lawan atau Tokoh dalam Cerita Fiksi yang Menentang Tokoh Utama

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
30 April 2024 17:41 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tokoh lawan atau tokoh dalam cerita fiksi yang menentang tokoh utama disebut tokoh antagonis, sumber gambar: Unsplash/Claybanks
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tokoh lawan atau tokoh dalam cerita fiksi yang menentang tokoh utama disebut tokoh antagonis, sumber gambar: Unsplash/Claybanks
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tokoh lawan atau tokoh dalam cerita fiksi yang menentang tokoh utama disebut tokoh antagonis. Tokoh jenis ini merupakan karakter yang umumnya tidak disukai oleh pembaca.
ADVERTISEMENT
Tokoh antagonis bertindak sebagai musuh utama tokoh protagonis yang acap kali menjadi pusat perhatian dalam cerita. Memahami karakteristik tokoh antagonis sangat penting bagi penulis maupun pembaca.

Tokoh Lawan atau Tokoh dalam Cerita Fiksi yang Menentang Tokoh Utama

Ilustrasi Tokoh lawan atau tokoh dalam cerita fiksi yang menentang tokoh utama disebut tokoh antagonis, sumber gambar: Unsplash/SocialCut
Tokoh lawan atau tokoh dalam cerita fiksi yang menentang tokoh utama disebut tokoh antagonis. Mengutip buku Langkah Awal Menjadi Penulis Fiksi oleh Gari Rakai Sambu (2016), beberapa karakteristik tokoh ini yaitu sebagai berikut:

1. Menjadi Penghalang Utama

Tokoh antagonis berperan sebagai penghalang utama yang menghalangi keberhasilan atau kebahagiaan tokoh protagonis. Biasanya, mereka sering melakukan segala sesuatu yang mampu menghambat aktivitas atau pekerjaan tokoh utama. Hal ini dapat menciptakan konflik yang membuat kisah lebih menarik.

2. Memiliki Motivasi yang Jelas

Tokoh antagonis umumnya memiliki motif tersendiri di balik perlakuannya yang terkesan jahat dan bertentangan dengan tokoh protagonis. Motif tersebut umumnya berasal dari kehendak untuk mencapai ambisi, tujuan pribadi, hingga dendam yang terpendam.
ADVERTISEMENT

3. Mempunyai Sifat Negatif yang Mencolok

Tokoh antagonis umumnya memiliki sifat yang negatif dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi pembaca atau penonton. Mereka bersikap jahat, manipulatif, kejam, dan licik.
Sifat-sifat tersebutlah yang membantu penikmat cerita membedakan tokoh antagonis dengan protagonis. Alhasil, peran mereka semakin kuat sebagai musuh utama.

4. Menghadapi Perubahan atau Konsekuensi

Pada beberapa cerita, tokoh antagonis akan menghadapi konsekuensi atas perbuatan tidak terpujinya. Hal ini dapat berupa penyesalan, kekalahan, atau bahkan perubahan karakter yang membawa mereka menjadi lebih baik. Perubahan semacam ini dapat menambah kedalaman peran tokoh antagonis dan memperkaya kualitas cerita.

5. Kompleksitas Karakter

Walaupun seringkali digambarkan sebagai sosok yang jahat dan licik, tokoh antagonis yang baik biasanya memiliki kedalaman karakter yang membuatnya lebih menarik. Beberapa penulis fiksi tidak segan memberikan sisi emosional yang lebih dalam kepada tokoh antagonis untuk menambah dimensi cerita.
ADVERTISEMENT
Jadi, tokoh lawan atau tokoh dalam cerita fiksi yang menentang tokoh utama disebut tokoh antagonis. Dengan berbagai karakteristik tersebut, tokoh antagonis mampu memberikan dinamika yang menarik dalam cerita fiksi.(DLA)