Orang-Orang Pendusta Agama Menurut Surat Al-Maun

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
11 Januari 2023 17:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi orang-orang pendusta agama menurut Surat Al-Maun. Foto: Unsplash/Adli Wahid
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang-orang pendusta agama menurut Surat Al-Maun. Foto: Unsplash/Adli Wahid
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dusta adalah perkara yang saat dibenci dalam agama Islam. Penjelasan tentang pedusta secara rinci dalam ayat-ayat Al-Quran, salah satunya dalam Surat Al-Maun.
ADVERTISEMENT
Dalam Surat Al-Maun, terdapat beberapa perkara yang menjadikan seseoran menjadi pedusta agama. Bahkan, para ulama mengatakan jika terdapat umat Islam melakukan perkara tersebut dapat menggugurkan agamanya. Lantas, apa saja golongan yang membuat orang menjadi pedusta agama dalam Surat Al-Maun?

Orang-Orang Pendusta Agama Menurut Surat Al-Maun

Ilustrasi golongan orang pedusta agama menurut Surat Al-Maun. Foto: Unsplash/Masjid MABA
Surat Al-Maun merupakan Surat Makkiyah yang terdiri dari 7 ayat. Surat yang memiliki arti barang-barang berguna diambil dari ayat ke-7. Sebab, surat tersebut mengangkat masalah orang-orang yang termasuk pedusta agama.
Dikutip dari buku Tafsir Al-Quranul Majid An-Nur Jilid 4 oleh Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy (1999: 629-631), maksud dari orang-orang pendusta agama menurut Surat Al-Maun yakni:
ADVERTISEMENT
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ
Artinya, “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?” (QS. Al-Maun: 1)
Maksud dari ayat di atas adalah siapa orang-orang yang mendustakan agama dengan memperhatikan tingkah lakunya.
فَذَٰلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ
Artinya, “Itulah orang yang menghardik anak yatim” (QS. Al-Maun: 2)
Orang yang mendustakan agama adalah mereka yang menghardik anak yatim, tidak mau memberikan haknya, baik berupa harta mereka yang berada dalam kekuasaannya ataupun yang tidak suka bersedekah.
وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ الْمِسْكِينِ
Artinya, “dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.” (QS. Al-Maun: 3)
Selain itu, orang yang tidak mau memberikan makanan kepada orang miskin dan tidak mau menganjurkan orang lain bersedekah kepada fakir dan miskin. Artinya, jika tidak mampu menolong orang miskin, maka wajib mencari pertolongan orang lain yang mampu.
ADVERTISEMENT
Apabila tidak melakukannya, maka orang tersebut memiliki dua sifat, yaitu:
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ
Artinya, “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al-Maun: 4-5)
Allah akan menimpakan azab kepada orang yang melaksanakan shalat hanya dengan gerakan tubuh dan lisannya, tetapi tidak tampak pengaruh shalat pada dirinya dan tidak menghasilkan yang diharapkan dalam shalat tersebut.
Dia shalat dengan hati yang lalai, tidak menghayati makna dari apa yang dibaca dan dilakukannya. Dia hanya melakukan beberapa gerakan yang telah dibiasakan dan membaca beberapa kalimat yang telah dihafalnya. Sedangkan jiwanya tidak mengetahui makna gerakan-gerakan yang dilakukannya dan rahasia bacaan-bacaan yang diucapkannya.
ADVERTISEMENT
الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ
Artinya, “Orang-orang yang berbuat riya.” (QS. Al-Maun: 6)
Orang hanya melakukan gerakan shalat hanya untuk bisa dilihat orang lain. Artinya, dia beribadah hanya untuk memamerkan kepada orang lain agar mendapatkan pujian dan penghormatan dari orang lain.
وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ
Artinya, “Dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” (QS. Al-Maun: 7)
Di samping beribadat secara riya, mereka juga sangat kikir, tidak memberikan atau meminjamkan kepada orang lain sesuatu yang biasa dipinjamkan. Orang-orang yang mengerjakan shalat hanya sekadar untuk dilihat orang bersedekah hanya untuk mempertahankan kedudukannya.
Dalam Surat Al-Maun, orang yang termasuk golongan pendusta agama adalah orang yang menghardik anak yatim, enggan memberikan bantuan kepada orang miskin, melakukan ibadah tanpa ada keikhalas di dalam hari, riya, dan enggan bersedekah.
ADVERTISEMENT
Jika seseorang memiliki salah satu dari sikap-sikap di atas, maka ia termasuk dalam golongan pedusta agama. Apabila sampai seluruhnya, maka ia termasuk orang yang merusak agamanya sendiri.(MZM)