Menilik Sejarah Peringatan Hari Suci Nyepi

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
21 Maret 2023 20:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Peringatan Hari Suci Nyepi. (Foto: interozitor by https://pixabay.com/id/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Peringatan Hari Suci Nyepi. (Foto: interozitor by https://pixabay.com/id/)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada tanggal 22 hingga 23 Maret 2023, umat Hindu di Indonesia, khususnya di Pulau Dewata, Bali, memperingati Hari Suci Nyepi. Upacara Nyepi juga merupakan salah satu upacara yang dilaksanakan masyarakat Hindu Bali dalam rangka tahun baru Saka. Bagaimana sejarah peringatan Hari Suci Nyepi?
ADVERTISEMENT
Tidak seperti tahun baru masehi yang dirayakan secara ramai. Rangkaian Hari Raya Nyepi tersebut dimaknai dengan keheningan, sembari melakukan peribadatan. Nah, artikel kali ini akan membahas lebih lanjut mengenai Hari Nyepi.

Memperingati Hari Raya Nyepi sebagai Sarana Perenungan

Ilustrasi Sejarah Peringatan Hari Suci Nyepi. (Foto: marmaladelane by https://pixabay.com/id/)
Pada hari Raya Suci Nyepi umat Hindu di Bali tidak menyalakan api, tidak bepergian ke luar rumah, dan tidak melakukan aktivitas fisik di manapun dan kapanpun mereka berada. Upacara ini dimulai dari jam enam pagi hari Rabu 22 Maret 2023 hingga jam enam pagi keesokan hari Kamis 23 Maret 2023.
Dikutip dari buku Nilai-nilai Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia dan Implementasinya dalam Pendidikan Sekolah Dasar yang ditulis oleh (2020: 32), umat Hindu melaksanakan intropeksi diri, meditasi maupun ber-japan (menyebut nama-nama suci Tuhan berulang-ulang) dalam hati, sehingga di Bali selama perayaan Hari Raya Nyepi berlangsung dengan senyap.
ADVERTISEMENT
Baik masyarakat Hindu, laki-laki maupun perempuan biasanya sibuk menyiapkan sarana dan prasarana caru penyepian. Ada yang ke pasar membeli alat caru, ada yang membuat dan memasang sanggah cucuk di depan bagian kiri atau kanan rumah masing-masing untuk pelaksanaan caru di sore harinya.
Selesai pelaksanaan caru, pada malam harinya dilakukan pengarakan ogoh-ogoh (sejenis patung atau replika makhluk mitologi masyarakat Hindu Bali) keliling desa dengan gong baleganjur. Pada waktu tersebut baru dilaksanakan Upacara Nyepi yang sesungguhnya.
Demikian penjelasan mengenai peringatan Hari Suci Nyepi sebagai sarana perenungan atas segala sesuatu yang telah dilakukan dan mengevaluasi diri sehingga menjadi pribadi yang lebih baik di masa yang akan mendatang. Pelaksanaan Upacara Nyepi di Bali menjadi salah satu wujud ketaatan terhadap kepercayaan Umat Hindu. Semoga informasi di atas dapat menambah wawasan kamu! (CHL)
ADVERTISEMENT