Istilah untuk Tokoh yang Menjadi Pemicu Timbulnya Konflik dalam Cerita

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
28 Maret 2024 17:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemicu timbulnya konflik biasanya dimainkan oleh tokoh antagonis. Sumber: pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Pemicu timbulnya konflik biasanya dimainkan oleh tokoh antagonis. Sumber: pexels.com
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah cerita, terdapat beberapa pembagian tokoh dengan karakteristiknya masing-masing. Adapun karakter pemicu timbulnya konflik biasanya dimainkan oleh tokoh antagonis.
ADVERTISEMENT
Sama seperti tokoh lainnya, tokoh antagonis juga memiliki sejumlah karakteristik yang penting untuk diketahui. Dengan begitu, maka akan lebih mudah untuk membedakannya dengan tokoh lain.

Sebutan untuk Tokoh yang Menjadi Pemicu Timbulnya Konflik dalam Cerita

Pemicu timbulnya konflik biasanya dimainkan oleh tokoh antagonis. Sumber: pexels.com
Mengutip dari buku Unsur Pembangun Prosa, Munaris, Muharsyam Dwi Anantama, dan Yuli Yanti (2023:15), pemicu timbulnya konflik biasanya dimainkan oleh tokoh antagonis. Sementara menurut KBBI, antagonis adalah orang yang suka menentang (melawan dan sebagainya).
Selain sebagai pemicu konflik, terdapat sejumlah fungsi tokoh antagonis lainnya dalam sebuah cerita. Berikut adalah ulasan selengkapnya.

1. Membuat Jalan Cerita Lebih Menarik

Tokoh antagonis berfungsi untuk membuat jalan cerita menjadi semakin menarik. Dengan begitu, maka sebuah cerita tidak terkesan monoton. Bahkan tokoh antagonis yang suka menentang juga dapat membuat cerita akan lebih berwarna.
ADVERTISEMENT

2. Membawa Alur dan Emosi Pembaca

Fungsi selanjutnya adalah untuk membawa alur dan emosi pembaca sehingga akan menjadi lebih emosional. Tanpa adanya tokoh antagonis, sudah pasti cerita tokoh protagonis menjadi terkesan over power.

3. Menambah Kesan Dramatis

Tokoh antagonis juga berfungsi untuk menambah kesan yang lebih dramatis. Apalagi umumnya, tokoh antagonis digambarkan memiliki raut wajah yang licik dan bersuara sinis. Bahkan tak jarang tokoh antagonis juga senang bersikap pura-pura baik dan menyusun rencana buruk untuk tokoh protagonis.
Sifat dan karakter tokoh antagonis inilah yang akan membuat alur cerita menjadi lebih dramatis. Maka dari itu, peran atau tokoh antagonis ini sangat dibutuhkan dalam sebuah karya sastra. Tak jarang tokoh antagonis pada sebuah cerita bisa lebih dari satu, sesuai dengan kebutuhan masing-masing karya sastra.
ADVERTISEMENT
Jadi, kesimpulannya adalah pemicu timbulnya konflik biasanya dimainkan oleh tokoh antagonis. Tokoh ini memiliki karakter dan ciri khas tersendiri, serta selalu ada dalam setiap cerita karena fungsinya yang mampu melengkapi isi atau keseluruhan dari karya sastra tersebut. Semoga informasi ini bermanfaat, ya. (Anne)