Sempat Jadi Google Doodle, Ini Pesona Taman Nasional Lorentz

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
25 Juni 2020 11:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Google Doodle Taman Nasional Lorentz. Foto: screenshot
zoom-in-whitePerbesar
Google Doodle Taman Nasional Lorentz. Foto: screenshot
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Taman Nasional Lorentz merupakan kawasan hutan lindung terbesar di Asia Tenggara yang terletak di provinsi Papua, Indonesia. Taman ini memiliki luas sekitar 2,4 juta hektar atau setara 25.056 kilometer persegi.
ADVERTISEMENT
Berkat keindahannya, Google melirik Taman Nasional Lorentz untuk dijadikan Google Doodle. Hal itu dilakukan saat perayaan hari Taman Nasional Lorentz, tepatnya 4 Desember 2019 kemarin.
Luasnya Taman Nasional Lorentz terbukti membentang di sepanjang gletser khatulistiwa di jajaran pegunungan tinggi Asia Tenggara. Bahkan, letaknya tepat berada di persimpangan dua lempeng benua yang bertabrakan.
Taman Nasional Lorentz. Foto: Shutterstock
Di dalam kawasan hutan lindung itu juga terdapat beragam ekosistem. Di antaranya termasuk padang rumput, rawa, pantai, hutan hujan, dan pegunungan yang diselimuti salju abadi.
Tak hanya itu, Taman Nasional Lorentz juga memiliki hewan-hewan di dalamnya. Mulai dari kanguru pohon, harimau, echidna (mamalia trenggiling berduri yang bertelur), hingga burung beo Pesquet yang tampil di Google Doodle nya.
Taman Nasional Lorentz. Foto: Shutterstock
Taman yang satu ini ternyata peninggalan dari zaman Hindia Belanda. Pasalnya Taman Nasional Lorentz ditemukan oleh Hendrikus Albertus Lorentz, seorang warga negara Belanda yang mengunjungi daerah tersebut pada 1909.
ADVERTISEMENT
Taman Nasional Lorentz sudah didaftarkan pada 1999 sebagai Situs Warisan Dunia (World Heritage Site) yang dilindungi World Wildlife Federation dan UNESCO. Dan pada 2003, taman ini menjadi Taman Warisan ASEAN (ASEAN Heritage Parks) melalui ASEAN Declaration on Heritage Parks.
(Rav)