Mengenal Tumpek Krulut, Hari Kasih Sayang Umat Hindu Bali

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
17 April 2024 10:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tumpek Krulut. Foto: Shutterstock.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tumpek Krulut. Foto: Shutterstock.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belum lama ini, sebagian besar masyarakat Bali merayakan Tumpek Krulut. Tumpek Krulut termasuk salah satu rerahinan atau hari suci umat Hindu.
ADVERTISEMENT
Tumpek Krulut atau Tumpek Lulut adalah hari kasih sayang atau valentine versi umat Hindu di Bali. Kata "Lulut" sendiri memiliki makna cinta, kasih, atau welas asih.
Mengutip situs Desa Bungkulan, Tumpek Krulut dirayakan setiap Sabtu kliwon, wuku Krulut, yaitu setiap 6 bulan atau 210 hari dalam penanggalan Bali. Pada tahun 2024, Tumpek Krulut jatuh pada 13 April.
Umat Hindu merayakan Tumpek Krulut dengan sembahyang di pura dan melakukan berbagai ritual lainnya. Untuk mengetahui lebih jauh tentang ritual Tumpak Krulut, simak ulasannya dalam artikel berikut!

Ritual Tumpek Krulut

Ilustrasi Tumpek Krulut. Foto: Pexels.
Umat Hindu Bali mengenal enam jenis tumpek, salah satunya Tumpek Krulut. Tumpek sendiri merupakan ritual keagamaan yang dilakukan sebagai bentuk bakti di hadapan Sang Hyang Widhi dan penghormatan kepada seisi alam.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Fajar Mengabdi Lewat Kata 2021 oleh A.A. Ngr. Eddy Supriyadinata Gorda (2022), Tumpek Krulut adalah upacara yadnya yang dirayakan setiap 210 hari sekali sebagai wujud syukur kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa Iswara atas terciptanya suara-suara suci atau tabuh dalam keindahan atau seni.
Pada hari suci ini, masyarakat Hindu di Bali melakukan sembahyang puja di pura dan membawa bantetan atau sesajen. Bantetan yang disediakan berupa peras, pengambean, ajuman, tigasan, telur, buah-buahan, serta tipat atau ketupat gong.
Perayaan Tumpek Krulut juga tidak terlepas dari berbagai pentas budaya, terutama pertunjukan gamelan (Sarwa Tetangguran). Umat Hindu memaknai suara gamelan sebagai kasih sayang Dewa Iswara.
Gong atau gamelan dalam sebuah pementasan melambangkan hidup manusia. Setiap orang memiliki peranan masing-masing di dalam masyarakat yang saling melengkai satu sama lain.
ADVERTISEMENT

Daftar Rerainan April 2024

Ilustrasi Tumpek Krulut. Foto: Unsplash.
Selain Tumpek Krulut, ada beberapa rerainan atau peringatan hari suci yang dirayakan umat Hindu selama bulan April 2024. Berikut ini daftar rerainan April 2024.

1. Buda Keliwon Pegatuwakan (3 April 2024)

Hari suci untuk menghaturkan puji syukur atas kemurahan Sang Hyang Widhi Wasa atas karunianya.

2. Tilem Sasih Kadasa (8 April 2024)

Hari suci bagi umat Hindu yang dirayakan setiap bulan mati. Ritual ini merupakan penghormatan pada Sang Hyang Sunya Amerta atau manifestasi Tuhan dalam sifat menghidupkan yang bersemayam di kahyangan.

3. Tumpek Krulut (13 April 2024)

Ritual untuk menghaturkan sesaji kepada Ida Sang Hyang Widi atau Bhatara Iswara di Sanggah Kemulan.

3. Buda Wage Merakih (17 April 2024)

Pemujaan kehadapan Bhatara Rambut Sedana yang disebut juga Sang Hyang Rambut Kadhala. Hari suci ini diperingati dengan mengendalikan hawa nafsu manusia agar tercipta pikiran yang suci.
ADVERTISEMENT

4. Hari Bhatara Sri (19 April 2024)

Hari suci yang diperingati sebagai wujud rasa syukur kepada Sang Hyang Widi Wasa dalam wujud Batara Sri. Dalam kepercayaan umat Hindu, Dewi Sri merupakan dewi kemakmuran dan pemberi rejeki.

5. Anggar Kasih Tambir (23 April 2024)

Anggara Kasih Tambir atau Kajeng Kliwon adalah hari ketika Sang Hyang Ludra melakukan yoga untuk memusnahkan energi negatif di dunia. Pada hari ini, umat Hindu dianjurkan untuk melakukan penyucian diri.

6. Anggara Paing Medangkungan (30 April 2024)

Hari suci ini diperingati dengan melakukan pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widi dalam wujud Bhatara Brahma di Merajan Kawitan.
(GLW)