Mengenal Adat Dharma Suaka dalam Perkawinan Hindu Bali

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
6 Mei 2024 13:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
 Ilustrasi upacara adat Bali. Foto: Pexel.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi upacara adat Bali. Foto: Pexel.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menjelang pernikahan, penyanyi Mahalini Raharja dan Rizky Febian melangsungkan upacara adat Dharma Suaka pada Minggu (5/5/2024). Ritual tersebut digelar di kediaman Mahalini di Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Badung, Bali.
ADVERTISEMENT
Dharma Suaka merupakan salah satu prosesi pernikahan umat Hindu Bali. Prosesi tersebut dikenal juga dengan sebutan meminang atau memadik.
Upacara adat Dharma Suaka bertujuan untuk menciptakan rumah tangga yang harmonis atau sukhinah bhawantu. Untuk mengetahui lebih jauh tentang upacara dharma suaka, simak informasi lengkapnya dalam ulasan berikut.

Mengenal Adat Dharma Suaka

Ilustrasi upacara adat Bali. Foto: Pexel.
Dalam buku Hindutva Inspirasi Hindu dalam Pembangunan Dunia oleh I Gede Sutarya (2019), Dharma Suaka diambil dari Bahasa Sansekerta. Kata “dharma” artinya kebaikan atau sopan santun. Kata tersebut juga dapat diartikan sebagai etika bahkan kebudayaan tergantung konteksnya. Adapun kata “suaka” disusun mempunyai arti ucapan baik.
Sedangkan menurut istilah, dharma suaka berarti dialog atau pembicaraan yang mengandung maksud baik. Secara keseluruhan, Dharma Suaka adalah upacara adat yang dilakukan dengan pertemuan kedua keluarga calon mempelai untuk membahas pernikahan.
ADVERTISEMENT
Dharma Suaka biasanya dilakukan sebanyak dua kali. Upacara ini diawali dengan perkenalan antara keluarga inti dari pihak laki-laki dan perempuan. Apabila kedua belah pihak sepakat melanjutkan pernikahan, calon mempelai laki-laki akan mengajak keluarga besarnya ke rumah calon mempelai perempuan.
Dalam upacara tersebut, kedua belah pihak akan membicarakan rencana pernikahan, termasuk mengungkapkan silsilah keluarga besar untuk mencegah perkawinan sedarah. Agar perbincangan berlangsung lancar, pihak keluarga akan mengundang seorang pandita untuk memimpin doa bersama.
Setelah rencana pernikahan disepakati, acara dilanjutkan dengan memberikan pagemelan. Dalam video yang diunggah di akun YouTube Siska Nandini, pagemelan adalah seserahan yang diberikan pihak laki-laki kepada pihak perempuan. Bentuk pagemelan bermacam-macam, seperti kue, buah-buahan, pakaian, alat sembahyang, hingga perhiasan.
ADVERTISEMENT
Upacara adat Dharma Suaka ditutup dengan memberikan wejangan pernikahan kepada calon mempelai laki-laki dan perempuan oleh masing-masing perwakilan keluarga.

Bentuk Pernikahan Umat Hindu Bali

Ilustrasi upacara adat Bali. Foto: Pexel.
Dikutip dari buku Adat Istiadat Daerah Bali yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan, bentuk perkawinan umat Hindu Bali pada umumnya dibedakan menjadi dua macam, perkawinan meminang (memadik) dan perkawinan lari (merangkat atau ngerorot).
Pada perkawinan memadik, pihak laki-laki mengajak keluarga besar mendatangi calon mempelai perempuan. Sedangkan pada perkawinan lari atau ngerorod dilakukan dengan “melarikan” si gadis dari keluarganya. Perkawinan ngerorod tidak dilakukan di rumah mempelai perempuan, tetapi dilakukan di tempat pihak ketiga.
Ngerorod biasanya dilakukan saat tidak mendapat restu dari orangtua. Namun saat ini, perkawinan ngerorod banyak dipilih oleh calon mempelai yang ingin menikah dengan prosedur yang lebih sederhana dan terjangkau.
ADVERTISEMENT
Menurut hukum adat Bali, perkawinan ngerorod hukumnya tetap sah apabila telah dilakukan upacara pebiakaonan serta upacara mekala-kalaan dan mejamuan.
(GLW)