Arti Monogami dalam Pernikahan dan Hukumnya menurut Islam

Arti Monogami dalam Pernikahan dan Hukumnya dalam Islam. Foto: Pexels

Di zaman modern ini, monogami adalah konsep pernikahan yang paling umum dianut masyarakat, berbeda dengan poligami yang dianggap tabu. Meski konsep ini jamak dipraktikkan, tapi masih terdapat segelintir orang yang belum memahami apa itu monogami.

Mengutip situs WebMD, monogami dikenal juga dengan istilah hubungan jangka panjang. Namun, istilah tersebut masih bersifat umum. Secara spesifik, monogami lebih cocok disebut sebagai hubungan eksklusif antara dua orang saja.

Monogami dalam pernikahan erat kaitannya dengan kesetiaan. Konsep ini dinilai sebagai pilihan yang bijak jika ingin membangun hubungan yang seimbang antara suami dan istri.

Apa Itu Monogami?

Arti Monogami dalam Pernikahan dan Hukumnya dalam Islam. Foto: Pexels

Mengutip situs Britannica, monogami adalah konsep kehidupan pernikahan yang membolehkan seseorang menikah secara sah dengan satu orang saja dalam satu waktu. Prinsip ini mengharuskan pasangan untuk menjalin hubungan dengan rasa hormat, jujur, dan komunikatif.

Pakar hubungan, Liam Barnett menjelaskan kepada Brides bahwa kepercayaan, kasih sayang, empati, dan komunikasi yang jelas adalah nilai-nilai dasar yang harus dimiliki setiap pasangan monogami agar hubungannya tetap sehat dan langgeng.

Monogami sendiri telah menjadi norma yang berlaku di masyarakat secara global. Sekalipun seiring perkembangan zaman bermunculan banyak konsep hubungan baru, seperti open relationship misalnya, tapi monogami tetap jadi pilihan yang paling umum dan diterima masyarakat.

Baca Juga: Pengertian Open Relationship dan Pro Kontranya dalam Hubungan

Pandangan Islam terhadap Monogami

Pandangan Islam terhadap Monogami. Foto: Pexels

Dalam Islam, dikenal konsep poligami yang berkebalikan dengan monogami. Konsep pernikahan ini membolehkan laki-laki memiliki istri lebih dari satu.

Dalam hukum syariat Islam, poligami memang diperbolehkan, tapi jumlah istri dibatasi hanya empat. Hukum bolehnya poligami mengacu pada firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 3:

"Dan Jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi; dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya."

Meski poligami diperbolehkan dalam Islam, tapi monogami disebut sebagai konsep pernikahan yang paling ideal. Muhammad Abduh mengatakan dalam tafsir al-Manar yang ditulis Muhammad Rasyid Ridho,

Dalam jurnal Komparasi Poligami dan Monogami Perspektif Hukum Islam juga dijelaskan bahwa Islam memandang poligami sebagai prinsip yang lebih banyak membawa risiko (mudharat) dibandingkan manfaat. Oleh karena itu, hukum asal perkawinan adalah monogami.

Rasulullah saw sendiri diketahui mempraktikkan poligami. Namun sebelum istri pertamanya yakni Khadijah meninggal, beliau menjalani kehidupan pernikahan monogami.

K.H. Husein Muhammad dalam buku Poligami: Sebuah Kajian Kritis Kontemporer Seorang Kiai menjelaskan bahwa praktik poligami Rasulullah saw dinilai sebagai tindakan khusus karena kondisi dan pertimbangan tertentu yang pastinya melibatkan petunjuk Allah Swt.

(DEL)