Arti Kamis Putih bagi Umat Kristen, Momen Mengenang Perjamuan Terakhir Yesus

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
6 April 2023 12:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kamis Putih. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kamis Putih. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kamis (6/4), umat Kristen di seluruh dunia memperingati Kamis Putih. Kami Putih merupakan penutup masa Prapaskah sekaligus menjadi hari yang mengawali Trihari Suci, tiga hari suci Paskah yang dilanjutkan dengan Jumat Agung dan puncaknya pada Sabtu Suci.
ADVERTISEMENT
Menurut situs Britannica, sejak tahun 1950-an, Kamis Putih telah dirayakan di gereja-gereja liturgi pagi untuk konsekrasi minyak suci dan liturgi malam untuk memperingati penetapan Ekaristi dengan komuni umum.
Sebenarnya, apa arti Kamis Putih bagi umat Kristen hingga membuat mereka begitu mengistimewakan hari tersebut? Simak informasi berikut ini untuk mengetahui penjelasan selengkapnya.

Arti Kamis Putih bagi Umat Kristen

Ilustrasi Perjamuan Terakhir Yesus Kristus. Foto: Pixabay
Mengutip buku Mysterium Paschale Makna Misteri Paskah dalam Perayaan Liturgi oleh Emanuel Martasudjita, Pr., Kamis Putih diambil dari istilah bahasa Latin feria V in cena Domini yang artinya hari kelima dalam Perjamuan Tuhan atau hari kelima dari Pekan Suci.
Kamis Putih yang juga dikenal sebagai Holy Thursday atau Maundy Thursday diperingati setiap tahunnya untuk mengenang Perjamuan Malam Terakhir Yesus Kristus dengan para muridnya. Ini adalah saat-saat terakhirnya sebelum ditangkap dan disiksa hingga wafat di kayu salib.
ADVERTISEMENT
Yesus menetapkan Ekaristi pada Perjamuan Malam Terakhir tersebut, yakni ketika Tuhan memerintahkan, "Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." (Lukas 22:19; 1 Korintus 11:24). Perintah Tuhan ini menjadi amanat bagi seluruh umat Kristen untuk mengenang-Nya melalui perayaan Ekaristi.
Dijelaskan dalam laman Catholic, dalam perjamuan terakhirnya, Yesus berbagi roti Paskah kepada murid-muridnya sembari berkata, "Inilah tubuhku, yang diberikan untukmu." Kemudian dia melewati cangkir berisi anggur dan berkata, "Ini darahku." Umat Kristen memaknai itu sebagai penyerahan diri Yesus yang seutuhnya.
Ilustrasi gereja. Foto: Pixabay
Dalam kesempatan itu pula Yesus membasuh kaki para muridnya. Pembasuhan kaki tersebut dimaknai sebagai simbol kerendahan hati dan ajaran untuk melayani sesama.
ADVERTISEMENT
Yesus mengajarkan bahwa menjadi pemimpin bukan berarti selalu dilayani, tetapi juga harus melayani, bahkan melayani orang hina sekalipun. Dalam Yohanes 13:12-15 disebutkan:
"Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu, Ia berkata kepada mereka, 'Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat padamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Aku-lah Guru dan Tuhan. Jadi, jikalau Aku membasuh kakimu, Aku adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat padamu'."
Di sisi lain, pembasuhan kaki juga diartikan sebagai simbol bahwa umat harus membersihkan hatinya dari segala hal yang menodai hati. Karena itu, tradisi tersebut menjadi teladan bagi umat Kristen dan dijadikan sebagai salah satu ibadah utama dalam peringatan Kamis Putih.
ADVERTISEMENT
Saat misa Kamis Putih di gereja, pastor akan mengenang tradisi itu dengan membasuh kaki 12 orang yang duduk di depan altar. 12 orang tersebut diibaratkan sebagai 12 rasul yang dibasuh kakinya oleh Yesus Kristus.
(ADS)