4 Tingkatan Manusia dalam Islam Berdasarkan Alquran

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
27 Maret 2023 17:39 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tingkatan manusia dalam Islam, foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Tingkatan manusia dalam Islam, foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tingkatan manusia dalam Islam telah disebutkan oleh Allah dalam Alquran. Penyebutan manusia di dalam Alquran ada banyak macamnya, seperti basyar, insan, Al-Nas, dan bani Adam. Keempat istilah ini membicarakan manusia dalam konteks yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Menurut Al-Hakim Al-Tirmidzi dalam buku Manusia dalam Perspektif Pendidikan Al-Qur’an karya Ahmad Nur Alam Bakhtir, perbedaan penyebutan manusia dalam Alquran dipengaruhi sifat-sifat yang melekat pada diri manusia secara fitrah. Selain itu, perbedaan tersebut juga dipengaruhi karena adanya potensi kebaikan dan keburukan yang dimiliki manusia.
Karena alasan itulah mengapa penting untuk mengetahui tingkatan manusia. Hal itu membantu seorang Muslim untuk dapat mengoptimalkan potensi dirinya dalam kebaikan. Agar lebih paham, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Tingkatan Manusia dalam Islam

Tingkatan manusia dalam Islam, foto: Unsplash
Mengutip jurnal Konsep Manusia dalam Al-Quran oleh Dudung Abdullah, ada 4 tingkatan manusia dalam Islam yang tercantum dalam Alquran, yaitu:

1. Manusia sebagai Al-Insan

Secara umum, kata Al-Insan menggambarkan tentang manusia dengan berbagai potensi dan sifat yang beragam, baik positif maupun negatif. Dalam surat Al-Alaq ayat 4-5, Allah berfirman:
ADVERTISEMENT
الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ (٤) عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ
Artinya: "Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (Qs. Al-Alaq:4-5)
Dalam ayat tersebut, Allah menjelaskan bahwa manusia memiliki potensi untuk menerima ilmu, berpikir, dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Potensi-potensi yang disebutkan dalam surat Al-Alaq ayat 4-5 ini bersifat positif.
Sedangkan dalam surat Al-Alaq ayat 6, Allah menjelaskan mengenai potensi negatif yang dimiliki manusia. Mulai dari sifat berlebih-lebihan, pelupa, dan senang melakukan perbuatan dosa.
كَلَّآ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَيَطْغٰىٓ
Artinya: "Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas." (Qs. Al-Alaq:6)

2. Manusia sebagai Al-Nas

Manusia disebut sebagai Al-Nas yang artinya makhluk sosial. Allah berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 13:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
ADVERTISEMENT
Artinya: "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti." (Qs. Al Hujurat: 13)
Melalui ayat ini, Allah menjelaskan bahwa tujuan dari penciptaan manusia secara berbeda-beda adalah agar saling melengkapi satu sama lain. Sebab, sudah fitrahnya manusia membutuhkan bantuan dari orang lain.

3. Manusia sebagai Basyar

Al Raghib Al Ashfahani mengatakan bahwa “basyar” adalah Al-Jild (kulit). Manusia disebut basyar karena kulitnya terlihat jelas, berbeda dengan binatang yang pada umumnya tertutup oleh bulu.
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ اِذَآ اَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُوْنَ
ADVERTISEMENT
Artinya: "Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang (dewasa) berkembang biak." (Qs. Ar-Rum: 20)
Melalui ayat ini, Allah menggambarkan bahwa manusia awal mulanya berasal dari tanah hingga kemudian bertumbuh dewasa dan keberadaannya diakui manusia lainnya. Menurut H.A. Muin Salim, manusia yang telah mencapai derajat basyar menandakan bahwa ia telah siap untuk menerima tanggung jawab yang diberikan Allah.

4. Manusia sebagai Bani Adam

Bani Adam adalah keturunan anak cucu Nabi Adam. Maksud dari manusia sebagai Bani Adam adalah makhluk yang memiliki tauhid, etika, dan estetika.
Dalam Alquran, kata Bani Adam disebut sebanyak 6 kali, salah satunya dalam surat Al-Isra ayat 70:
۞ وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْٓ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًا ࣖ
ADVERTISEMENT
Artinya: "Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna." (Qs. Al-Isra: 70)
Melalui ayat di atas, Allah menjelaskan bahwa sejatinya manusia adalah makhluk yang lebih mulia dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah lainnya. Karenanya, manusia sebagai Bani Adam harus menjunjung tinggi kemuliaan yang telah Allah berikan kepadanya.
(PHR)