3 Tempat Bersejarah dalam Peristiwa G30S/PKI Selain Lubang Buaya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
20 September 2020 9:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, tempat bersejarah dalam peristiwa G30S/PKI. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, tempat bersejarah dalam peristiwa G30S/PKI. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peristiwa G30S/PKI merupakan sejarah kelam yang dimiliki bangsa Indonesia dan sukar untuk dilupakan. Bagaimana tidak, dalam waktu kurang dari sehari, yakni pada malam 30 September hingga 1 Oktober 1965, bangsa Indonesia kehilangan para putra terbaiknya.
ADVERTISEMENT
G30S/PKI yang menurut narasi dominan didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) ini merenggut nyawa tujuh perwira militer Indonesia dan seorang gadis kecil putri Jenderal Abdul Haris Nasution.
Salah satu hal yang tidak dapat dilupakan adalah cara para pemberontak menghilangkan nyawa para jenderal, yakni dengan disiksa terlebih dahulu kemudian dibuang ke sebuah sumur di Lubang Buaya. Kini, tempat tersebut telah disulap menjadi museum dan menjadi tujuan wisata edukasi untuk mengenang para pahlawan revolusi.
Selain kawasan Lubang Buaya, terdapat beberapa lokasi yang terkait dengan peristiwa G30S/PKI. Berikut adalah daftar tempat bersejarah tersebut:

Museum Jenderal A.H Nasution

Museum A.H.Nasution (Foto: Instagram/louisbrouwer65).
Museum Jenderal Besar Abdul Haris Nasution dulunya merupakan kediaman sang jenderal beserta keluarga. Beliau mulai tinggal di rumah yang terletak di Jalan Teuku Umar No 40, Menteng, Jakarta Pusat ini sejak menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) hingga wafat pada 2000.
ADVERTISEMENT
Ini bukanlah rumah biasa. Tempat tersebut merupakan saksi bisu peristiwa G30S/PKI yang menargetkan para petinggi Angkatan Darat. Jenderal Nasution adalah salah satu sasarannya. Di sini, pengunjung dapat melihat barang-barang pribadi milik sang jenderal, seperti perabotan, pakaian, dan koleksi buku.
Di ruang makan, ada patung-patung yang memperlihatkan pasukan Tjakrabirawa mengarahkan senjata ke arah Ibu Nasution yang sedang mengggendong Ade Irma yang tertembak.
Museum A.H.Nasution (Foto: Instagram/louisbrouwer65).
Dalam peristiwa penyergapan ini, putri Jenderal Nasution yang berusia lima tahun tersebut wafat, sementara ayahnya berhasil kabur. Semuanya tergambar dalam diorama yang seolah-olah mengajak para pengunjung kembali ke masa lalu.
Di kompleks tersebut juga terdapat ruang teater yang memutar rekaman bersejarah pengangkatan jenazah dan pemakaman para Pahlawan Revolusi.
ADVERTISEMENT

Museum Sasmitaloka Ahmad Yani

Lemari Seragam Ahmad Yani di Museum Sasmitaloka (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)
Sama seperti Museum Jenderal A.H Nasution, museum Sasmitaloka Ahmad Yani juga merupakan tempat tinggal Jenderal Ahmad Yani dan keluarga sejak 1958. Di museum ini, pengunjung dapat menyaksikan barang-barang peninggalan sang jenderal. Seragam dan tanda kehormatan beliau masih tersimpan rapi.
Di ruang tengah, terdapat sebuah plakat yang menandakan tempat Ahmad Yani jatuh tersungkur setelah diberondong peluru oleh pasukan Tjakrabirawa. Bahkan, pintu rumah yang berlubang-lubang karena tertembus peluru masih dipertahankan.
Lokasi gugurnya Jenderal Ahmad Yani (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)

Monumen Ade Irma Suryani

Monumen Ade Irma Suryani Nasution
Berbeda dengan dua tempat bersejarah sebelumnya yang menjadi saksi peristiwa G30SPKI, monumen Ade Irma Suryani merupakan makam tempat dikebumikannya putri Jenderal Nasution.
Ade Irma Suryani yang lahir pada 19 Februari 1960 tersebut menjadi korban termuda G30SPKI. Tiga peluru yang sebenarnya ditujukan untuk sang ayah bersarang di tubuhnya. Di badan monumen, pengunjung dapat melihat foto-foto Ade Irma Suryani, termasuk saat proses pemakamannya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan di batu makam tertulis kalimat:
"Anak saya yang tercinta, engkau telah mendahului gugur sebagai perisai ayahmu," yang ditulis oleh Jenderal Nasution.
(ERA)