Konten dari Pengguna

2 Khotbah Menjelang Paskah yang Menyentuh Hati

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
14 April 2025 15:55 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi khotbah menjelang Paskah. Foto: pixabay.com/javiermarting
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi khotbah menjelang Paskah. Foto: pixabay.com/javiermarting
ADVERTISEMENT
Dalam rangka menyambut Paskah, umat Kristiani akan mengadakan kebaktian dan mendengarkan khotbah. Ibadah ini umumnya dilaksanakan pada Kamis Putih dan Jumat Agung.
ADVERTISEMENT
Dalam buku Mysterium Crucis: Mysterium Paschale oleh Johanis Ohoitimur, dkk., dijelaskan bahwa Paskah merupakan perayaan iman yang mencakup kematian, pemakaman, hingga kebangkitan Kristus. Puncaknya terjadi pada hari Minggu, saat kebangkitan Yesus dirayakan sebagai kemenangan atas dosa dan kematian.
Itu mengapa, tak hanya berisi pengajaran, khotbah menjelang Paskah juga biasanya mengajak umat Kristiani untuk merenungkan kembali pengorbanan Kristus. Sebagai referensi, simak beberapa teks khotbah menjelang Paskah berikut ini!

Contoh Khotbah Menjelang Paskah

Ilustrasi khotbah menjelang Paskah. Foto: Unsplash/Zach Lucero
Hari Tri Suci dalam tradisi umat Kristiani merupakan rangkaian ibadah penting yang biasa dijalankan jelang perayaan Paskah. Tiga hari suci ini meliputi Kamis Putih, Jumat Agung, dan Malam Paskah.
Pada momen ini, umat Kristiani beribadah di gereja dan mendengarkan khotbah. Berikut beberapa contoh khotbah menjelang Paskah yang bisa dijadikan bahan renungan maupun referensi:
ADVERTISEMENT

1. Ia Harus Bangkit dari Antara Orang Mati

Kristus bangkit, Alleluia!
"Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan!". Demikian berita yang menggemparkan dan mengejutkan yang disampaikan Maria Magdalena di pagi buta itu setelah mereka ke kubur. Sebuat berita yang sesungguhnya. Bukan hoax atau omong kosong.
Semua mereka, para murid itu terkejut, panik, bingung dengan pertanyaan yang tak terjawab, pergi untuk menyaksikan dan membuktikan apa yang disampaikan Maria Magdalena itu. Dan seperti yang disaksikan Petrus, ia masuk dan menyaksikan kubur kosong. Dan ketika murid kesayangan Yesus melihat itu, dan percaya.
Percaya adalah jawaban atas segala pertanyaan yang tak terjawab itu. Ia melihat dan percaya. Percaya justru mengungkapkan ketakberdayaan, keterkejutan akan suatu kepastian. Percaya yang bersumber pada Sabda Yesus sendiri bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati.
ADVERTISEMENT
Sabda Yesus dalam Kitab Suci, menjadi sumber untuk menemukan segala jawaban atas pertanyaan dan perssoalan hidup manusia; juga ketika kubur kosong, ketika jenazah Yesus tidak ada lagi di sana, Kitab Suci menunjukkan kepada kita bahwa Yesus bangkit!
Ia harus bangkit dari antara orang mati. Dan kalau kita telah memperoleh jawaban itu dari Kitab Suci, maka seperti kesaksian murid yang dikasihi itu, kita pun percaya. Kita percaya pada Kristus yang bangkit. Sebab jika Kristus tidak bangkit, maka sia-sialah iman kita.
Kita bangga atas iman kita, iman akan Kristus yang bangkit. Namun tidak sebatas bangga. Sebab, "Kamu telah menerima Kristus Yesus Tuhan kita, maka hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar didalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur." (Kol 2:6-7)
ADVERTISEMENT
Yesus sungguh bangkit dalam hati dan hidup kita. Kebangkitan-Nya membaharui hidup kita. Hidup yang tertutup rapat oleh batu dosa dan keegoan kita, harus digulingkan dan disingkirkan agar Ia bangkit juga dalam hati, dalam keluarga, dalam komunitas dan hidup kita, Cinta kasih-Nya lebih kuat dari dosa dan maut.
Kita pun dipanggil untuk bangkit bersama-Nya. Paskah, Kebangkitan Kristus mengajak kita untuk melihat dan memaknai kebangkitan-Nya dengan cara yang benar. Maria Magdalena, melihat batu yang sudah terguling dan mewartakan bahwa, "Tuhan telah diambil orang dari kubur-Nya".
Petrus ke kubur, ia masuk dan melihat secara langsung. Ia melihat kain kafan, kain peluh tidak pada tempatnya, dan tidak mengatakan sepatah-kata pun, ia diam. Murid yang lain yang dikasihi Yesus, ia "melihat dan percaya".
ADVERTISEMENT
Maka, bagaimana dengan kita yang merayakan Paskah Tuhan ini. Bagaimana kita memaknai pesan Paskah bagi kita masing-masing. Apakah seperti Maria Magdalena yang cuma sebatas melihat batu yang sudah terguling dan mewartakan bahwa, "Tuhan telah diambil orang dari kubur-Nya", atau seperti Petrus, cuma bisa melihat keanehan tanpa kata dan diam saja; atau seperti murid yang dikasihi Yesus, kita melihat dan percaya?
Hanya dengan cara pandang yang benar, kita mampu memaknai dan memahami peristiwa Paskah ini dengan benar, yaitu semoga kita melihat dan semakin percaya. Karena Ia harus bangkit dari antara orang mati. Selamat pesta Paskah! Kristus bangkit, Alleluia
Sumber: Komisi Katetik Konferensi Waligereja Indonesia
ADVERTISEMENT

2. Kasih di Tengah Penderitaan

Ilustrasi khotbah menjelang Paskah. Foto: unsplash.com/@miko21
Yohanes 19:26
Suatu kali saya memerhatikan antrian panjang di tempat penjualan minyak tanah ketika program konversi dari minyak tanah ke gas itu tengah gencar dikampanyekan. Minyak tanah menjadi langka. Itulah sebabnya antrian di siang hari yang panas itu tampak begitu panjang di tempat penjualan.
Saking panjangnya sampai mengambil bagian jalan yang seharusnya digunakan untuk mobil. Dari dalam mobil saya yang turut terhenti karena macet akibat barisan antrian, saya melihat keramaian di antrian itu. Mereka yang ada di antrian tampak berbicara satu sama lain.
Terlihat akrab, mungkin mereka saling mengenal. Tiba-tiba sebagian mulai berteriak-teriak meminta penjualan segera dimulai karena hari semakin panas. Akhirnya, pintu pagar kios penjual minyak tanah itu pun mulai dibuka dan orang-orang berebut bergerak ke depan.
ADVERTISEMENT
Mereka berlarian, menabrak, dan menginjak-injak anak-anak yang ikut antrian tersebut. Mulailah terdengar teriakan dan jeritan kesakitan. Selanjutnya, tampak beberapa orang tergeletak di pinggir jalan. Tidak ada yang peduli, semua sibuk berebut mendapatkan minyak tanah.
Kesulitan dan penderitaan hidup ternyata dapat membuat orang hanya memerhatikan dirinya sendiri. Kesulitan dan penderitaan hidup sering kali membutakan mata kita terhadap keberadaan orang lain.
Tatkala kita sedang menghadapi masalah di dalam keluarga, sering kali masalah itu membutakan mata kita terhadap keberadaan atau kesulitan orang lain. Kita kerap berkata kepada diri sendiri, "Saya saja punya begitu banyak pergumulan dan masalah, mana sempat memerhatikan orang lain. Orang lain dong yang memerhatikan saya."
Tatkala kita sedang mengalami kesulitan di pekerjaan, misalnya tidak ada pesanan atau transaksi di toko kita, maka kita akan cenderung terus memikirkan hal itu. Pertanyaan mengapa dan apa yang tidak beres sehingga hal ini terjadi, memenuhi pikiran kita.
ADVERTISEMENT
Pikiran kita sedemikian dipenuhi dengan pertanyaan semacam itu sehingga tidak ada ruang untuk memikirkan orang lain. Ketika kita sedang bergumul tentang kesehatan, ketika kita menderita sakit yang luar biasa, kita mengharapkan orang lain menyatakan kasih kepada kita.
Kita mengharapkan orang lain memerhatikan kita. Jarang ada orang yang dapat memerhatikan orang lain manakala ia sendiri sedang sakit dan menderita.
Sumber: Khotbah Kristen oleh Pendeta Wahyu Pramudya
(NSF)