Menantikan Umpan-umpan Matang Azpilicueta

24 November 2017 17:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi Cesar Azpilicueta. (Foto: Reuters/Hannah McKay)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Cesar Azpilicueta. (Foto: Reuters/Hannah McKay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Posisinya berada di antara tiga bek. Lebih spesifik, ia berada di sebelah kanan, mengapit Andreas Christensen/David Luiz di tengah, bersama dengan Gary Cahill di sebelah kiri. Namun, ini tak menghalanginya untuk menorehkan lima assist sejauh ini. Siapakah dia? Ia adalah Cesar Azpilicueta.
ADVERTISEMENT
Lazimnya dalam skema tiga bek, dua bek yang mengapit satu orang sweeper di tengah menjadi pemain yang berpatroli, mewaspadai serangan yang muncul dari sisi sayap. Ia menjadi pemain yang menetralisir serangan mana kala wing-back kerepotan menghalau serangan yang muncul dari sayap. Namun Azpilicueta justru lain.
Seiring dengan skema Conte yang membiarkan para pemainnya menekan lawan, bahkan sampai ke daerah pertahanan sendiri, hal tersebut kadang membuat dua bek yang mengapit sweeper (biasanya Cahill atau Azpilicueta) justru memiliki keleluasaan untuk masuk ke wilayah pertahanan lawan. Inilah yang kerap dilakukan oleh Azpilicueta.
Naluri menyerangnya, yang tumbuh karena sebelumnya ia pernah menghuni posisi sebagai full-back kanan, kerap menuntunnya masuk lebih dalam ke lini pertahanan lawan. Walau memang kerap menyisakan ruang yang bisa dieksploitasi lawan di belakang (hal ini sedikit merepotkan Victor Moses/Davide Zappacosta), majunya Azpilicueta ke depan ini bukannya tanpa hasil sama sekali.
ADVERTISEMENT
Total lima assist sudah ia torehkan dari 12 laga yang ia jalani bersama Chelsea dalam ajang Liga Primer. Jumlah ini, merupakan salah satu yang terbanyak di Liga Primer sejauh ini, menyandingkan namanya dengan pemain-pemain macam Leroy Sane, David Silva, dan Kevin De Bruyne yang juga menorehkan assist cukup banyak untuk tim yang mereka bela.
Walau kadang penuh risiko, ketika Azpilicueta menyerang, harapan akan munculnya umpan-umpan matang akan muncul. Selain Alvaro Morata--pemain yang merasakan matangnya lima umpan milik pemain berkebangsaan Spanyol tersebut--pemain-pemain lain pun mengharapkan umpan matang Azpilicueta hadir, terutama ketika Chelsea sedang mengalami situasi buntu kala menyerang.
Dalam laga melawan Liverpool, umpan-umpan matang ini pun menjadi sesuatu yang menarik untuk dinantikan. Akankah ia kembali hadir? Ataukah Liverpool dapat menetralisir Azpilicueta dan tidak membiarkannya maju barang sejengkal pun?
Azpilicueta bisa terpengaruh kedatangan Ruediger. (Foto: Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Azpilicueta bisa terpengaruh kedatangan Ruediger. (Foto: Getty Images)
Liverpool, sejak diarsiteki oleh Juergen Klopp, menjadi tim yang lebih aktif dalam menyerang dan menekan lawan. Tak jarang tekanan yang mereka berikan kerap dilakukan saat lawan masih menguasai bola di wilayah mereka sendiri, menghadirkan kepanikan tersendiri bagi lawan.
ADVERTISEMENT
Kepanikan lawan ini yang dimanfaatkan oleh Liverpool, untuk membikin kacau lini pertahanan lawan dan akhirnya mereka mampu mencetak gol ke gawang lawan.
Tapi tak jarang kebiasaan Liverpool yang menekan lawan setinggi-tingginya ini justru menciptakan ruang tersendiri di lini pertahanan mereka sendiri. Tidak rapinya mereka ketika menekan, salah satunya terlihat dari jarak antar pemain yang renggang dan garis pertahanan yang kelewat tinggi, membuat mereka malah kerap mendapatkan serangan balik dari lawan.
Salah satu cara yang acap dilakukan lawan untuk menekan balik Liverpool adalah dengan menggunakan umpan-umpan panjang. Setelah bertahan dengan dalam, merapatkan lini pertahanan sehingga tidak ada ruang yang bisa dieksploitasi oleh para pemain Liverpool, lawan kerap memberikan umpan panjang ke depan. Umpan panjang inilah yang kerap menjadi pangkal terciptanya gol ke gawang "Si Merah".
ADVERTISEMENT
Lalu, apa hubungannya hal ini dengan Cesar Azpilicueta? Dengan kemampuannya dalam melepas umpan yang dapat melewati para pemain bertahan lawan, baik itu umpan panjang maupun umpan silang, ia dapat menjadi pemain yang memporak-porandakan lini pertahanan Liverpool.
Dalam laga melawan Stoke City, ada satu kejadian di kala Chelsea sedang ditekan oleh Stoke, namun mereka justru unggul terlebih dahulu lewat gol Alvaro Morata. Ini tak lepas dari kecerdikan Azpilicueta melepaskan umpan panjang (diagonal) ke depan, membelah lapangan, sampai menembus wilayah pertahanan Stoke. Berkat kemampuan apik dari Morata juga, umpan ini bisa dimanfaatkan dan menjadi gol.
Pada laga melawan Liverpool, kejadian seperti ini bisa saja terulang kembali. Jika kolaborasi Morata-Azpilicueta dapat kembali berjalan dengan baik, "Si Biru" dapat mencuri gol dari situasi seperti ini. Umpan panjang yang dilesakkan oleh Azpilicueta, dapat dimanfaatkan oleh Morata yang punya kemampuan penempatan posisi yang baik, untuk kemudian diselesaikan menjadi sebuah gol.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya soal umpan panjang saja. Jika Chelsea mampu menekan balik Liverpool, Azpilicueta pun dapat kembali melancarkan umpan-umpan silang andalannya. Ia, seperti biasa, akan merangsek maju ke depan dan menciptakan umpan silang untuk dimanfaatkan oleh rekan-rekannya. Jika ini terjadi, Morata tentu saja akan puas bukan kepalang.
Namun tentu saja bukan Morata yang akan termanjakan. Pemain-pemain lain yang juga punya kemampuan untuk menerima umpan matang Azpilicueta bisa memanfaatkan umpan yang pemain berusia 28 tahun lesakkan.
Oleh karena itu, mari menantikan kembali umpan-umpan matang Azpilicueta, yang mungkin saja tidak hanya akan memuaskan Morata, tapi juga memuaskan pemain-pemain lain dan pada akhirnya dapat mengantarkan Chelsea kepada kemenangan.