Pelaku Pembunuhan Remaja Asal Sukoharjo, Seorang Residivis

Konten Media Partner
25 Januari 2023 22:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nanang Tri Hartanto, pelaku pembunuhan EV (15). FOTO: Agung Santoso
zoom-in-whitePerbesar
Nanang Tri Hartanto, pelaku pembunuhan EV (15). FOTO: Agung Santoso
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SUKOHARJO - Pelaku pembunuhan remaja asal Sukoharjo, EV (15), Nanang Tri Hartanto (21), diketahui pernah berurusan dengan hukum. Nanang pernah dua kali dipenjara karena kasus pencurian motor (curanmor) tahun 2020 silam.
ADVERTISEMENT
"Pernah menjalani hukuman karena pencurian motor yang ada di Sleman," kata Kepala Kepolisian Resor Kabupaten Sukoharjo, Ajun Komisaris Besar Polisi Wahyu Setyawan Nugroho, Rabu (25/01/2023).
Pelaku juga diketahui memiliki temperamen tinggi dan suka bertindak nekat.
“Ini diketahui setelah kami mendapat informasi terkait kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Pelaku diduga menganiaya istri dan anaknya yang masih kecil. Si anak pernah disulut puntung rokok,” terangnya.
Pembunuhan terhadap EV sendiri, lanjut Wahyu, pihaknya masih terus melakukan penyelidikan dan mendalami kejiwaan pelaku dalam berperilaku atau bertindak hukum.
"Ini kita masih dalami. Bukti atas kasus tewasnya korban wanita dalam penyidikan terhadap pelakunya," jelasnya.
Ketika dimintai keterangan, pelaku mengaku membunuh korban yang baru dikenalnya melalui aplikasi MiChat karena sakit hati. Pelaku juga tidak tahu bila korban ternyata baru berusia 15 tahun.
ADVERTISEMENT
“Dia ngakunya 19 tahun. Sesuai kesepakatan kencan di kos karena hotelnya penuh. Keluar dua kali selama satu jam Rp 600 ribu. Saya tiduri yang kedua tapi dia (korban) menyudahi karena sudah lewat satu jam, padahal saya belum keluar,” terangnya.
Dari situ tersangka merasa sakit hati dan memilih lokasi untuk menghabisi korban. Setelah membunuh EV, tersangka kabur menggunakan motor pinjaman.
“Rencananya mau menyusul istri ke Kalimantan lewat pelabuhan di Surabaya. Belum sampai sudah ditangkap,” tuturnya.
(Agung Santoso)