FOTO: Saat Anak Berkebutuhan Khusus Andalkan Gerak Bibir untuk Kenal Hijaiyah
ADVERTISEMENT
KARANGANYAR - Memiliki gangguan pendengaran ternyata bukan jadi hambatan untuk mengikuti pondok Ramadan atau pesantren kilat .
ADVERTISEMENT
Metode gerak bibir atau percakapan dalam belajar membaca Al Quran, bisa menjadi alternatif pembelajaran bagi anak-anak berkebutuhan khusus tersebut.
Di Pondok Ramadan Sekolah Luar Biasa (SLB) B Pawestri, Kecamatan Jaten, Karanganyar ini misalnya, sebanyak 61 siswa berusia 3 tahun hingga belasan tahun bersama-sama belajar mengenal huruf Hijaiyah dan membaca Al Quran itu dengan metode gerak bibir.
“Kami sebagai pengajar selalu menggerakkan bibir atau menyentuhkan tangan anak di leher maupun di mulut kami, agar ejaannya tepat,” ungkap Puji Harjanto, pengajar Pondok Ramadan tersebut, Kamis (07/04/2022).
Menurut Puji, aktivitas Pondok Ramadan di SLB itu semula dikhususkan bagi penyandang tunarungu.
“Tapi karena tuntutan dari dinas, kami mencoba mengembangkan ke (penyandang) gangguan konsentrasi.”
Sebanyak 3 program diajarkan pada hari pertama, yakni puasa, salat dan wudu.
ADVERTISEMENT
Untuk mengenal huruf Arab tersedia guru pendamping. Para orang tua pun bisa memantau proses yang dilalui anak-anak mereka.
Pendampingan diharapkan bisa memudahkan anak dengan gangguan konsentrasi, dalam mengembangkan bahasa mereka.
“Pesertanya dari Sragen, Karanganyar dan paling jauh Wonogiri. Untuk Pondok Ramadan tempatnya memang terbuka. Jadi kadang saat ada suara bising konsentrasi anak bisa menurun,” beber Puji.
Pondok Ramadan itu digelar setiap tahun. Hanya saja, tahun lalu masih diselenggarakan secara online dengan pendampingan orang tua.
(Agung Santoso)