Foto: Melestarikan Long Bumbung, Tradisi Penyambut Bulan Suci
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Replika meriam dari pangkal pohon bambu tersebut kerap disulut anak-anak menggunakan tetesan minyak, di berbagai perkampungan setiap sore.
Suara dentuman dari bambu yang berdiameter besar itu menjadi penyambut Ramadan dari tahun ke tahun, sebelum akhirnya terkikis perkembangan zaman.
Seolah tak rela jika tradisi itu hilang begitu saja, warga Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar pun mencoba melestarikan long bumbung.
Festival Long Bumbung digelar warga, Jumat (01/04/2022), guna melestarikan tradisi tersebut.
“Ini salah satu tradisi warga dalam menyongsong Ramadan, yang sudah lama hilang. Padahal dulu suara long bumbung itu sudah seperti meriam zaman Belanda,” kata tokoh agama setempat Suroto.
Puluhan long bumbung pun dipasang di Lapangan Gondosuli, saat berlangsungnya festival. Meriam bambu itu lantas disulut satu demi satu oleh peserta festival.
ADVERTISEMENT
“Awalnya kami ingin menggelar di salah satu masjid. Tapi karena ada larangan dari petugas keamanan, warga menyelenggarakan kegiatan itu di lapangan,” terang dia.
Suasana riuh pun tercipta, manakala suara long menggelegar. Seiring sambutan meriah dari para penonton, penyelenggara festival berharap agar tradisi dan kearifan lokal itu tetap lestari.
(Agung Santoso)