FOTO: Jembatan Mojo Solo Ditutup, Antrean Pengendara Mengular di Jembatan Sesek

Konten Media Partner
26 September 2022 19:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Antrean pengendara yang ingin menyeberang Bengawan Solo melewati jembatan bambu (sesek) di Kelurahan Sewu, Solo, Senin (26/09/2022). FOTO: Fernando Fitusia
zoom-in-whitePerbesar
Antrean pengendara yang ingin menyeberang Bengawan Solo melewati jembatan bambu (sesek) di Kelurahan Sewu, Solo, Senin (26/09/2022). FOTO: Fernando Fitusia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SOLO - Pasca ditutupnya Jembatan Mojo, Senin (26/09/2022) pagi untuk direvitalisasi. Jembatan sesek atau jembatan bambu menjadi jalur alternatif penghubung Desa Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo dengan Kelurahan Sewu, Jebres, Solo ramai diserbu warga.
ADVERTISEMENT
Mereka ingin memanfaatkan jembatan itu untuk menyeberangi Bengawan Solo, saat Jembatan Mojo ditutup.
Petugas dari TNI/Polri, linmas serta warga mengatur lalu lintas penyeberangan di jembatan bambu Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Solo, Senin (26/09/2022). FOTO: Fernando Fitusia
Jembatan ini dibuat untuk kenyamanan dan kemudahan mobilisasi warga. “Iya ini biar nggak bingung, biar nyaman para sedulur kami buat 2 jalur, disiagakan dari pukul 03.00 WIB dini hari sampai pukul 21.00 WIB," ungkap Bagong, pembuat Jembatan Sasak.
Tak hanya pengendara sepeda motor, pejalan kaki pun turut memanfaatkan jembatan sesek atau jembatan bambu, Senin (26/09/2022). FOTO: Fernando Fitusia.
Warga yang hendak menyeberang menggunakan jembatan sesek dikenakan tarif sebesar Rp 2.000. "Iya bayar Rp 2.000, saya membangun habisnya juga banyak, tapi yang penting saya bisa menolong para sedulur," tandas Bagong.
Antrean pengendara yang ingin menyeberang Bengawan Solo melewati jembatan bambu (sesek) di Kelurahan Sewu, Solo, Senin (26/09/2022). FOTO: Fernando Fitusia
Kapolsek Mojolaban, AKP Tarto saat memantau jembatan sesek mengatakan, terjadinya antrean karena disebabkan karena pengguna sepeda motor tidak mau memutar melalui jalur alternatif yang sudah disarankan.
"Warga tidak mau memutar melalui Jembatan Jurug C atau jalan ciu Telukan. Sehingga mereka memilih jalan alternatif yakni jembatan sesek ini," katanya.
Antrean pengendara yang ingin menyeberang Bengawan Solo melewati jembatan bambu (sesek) di Kelurahan Sewu, Solo, Senin (26/09/2022). FOTO: Fernando Fitusia
Mengingat adanya peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang melintas di jembatan sesek, Tarto menyarankan kepada pengelola agar mengutamakan keselamatan. Sehingga antrean tetap terjaga, baik dari antrean sisi timur maupun barat.
ADVERTISEMENT
"Untuk pengelola apabila debit air naik kita sarankan untuk ditutup, karena dari segi pengamanan baik tambang yang digunakan untuk merancang jembatan tidak memadai," tandasnya.
(Fernando Fitusia)