Diundang Nobel Committee, Puisi Esai Akan Usulkan Nama Peraih Nobel Sastra

Konten Media Partner
20 Desember 2021 19:04 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buku puisi karya Denny JA. FOTO: istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Buku puisi karya Denny JA. FOTO: istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
JAKARTA-Komunitas Puisi Esai Indonesia memperoleh undangan dari Nobel Committee, Swedish Academy. Mereka diundang untuk membicarakan mengenai kandidat peraih Nobel Sastra.
ADVERTISEMENT
"Di bulan desember 2021 ini, komunitas puisi esai secara resmi diundang panitia nobel, Swedish Academy, Nobel Committee," kata Koordinator Pelaksana Komunitas Puisi Esai Indonesia, Irsyad Mohamad, dalam keterangan tertulis, Senin (20/12/2021).
Menurutnya, pihaknya akan memenuhi undangan tersebut untuk memberikan usulan mengenai peraih Nobel Sastra.
Irsyad menyebut nobel untuk sastra merupakan puncak hadiah sastra yang paling prestisius di dunia. Hanya saja, publik tak bisa mencalonkan kandidat untuk nobel sastra.
Hanya yang secara resmi diundang panitia nobel yang sah mencalonkan. Sedangkan panitia nobel memiliki kriteria sendiri siapa yang akan diundang untuk mencalonkan kandidat untuk nobel sastra.
"Karena itulah komunitas puisi esai kini merasa bersyukur (atas undangan itu)," kata Irsyad Mohamad.
Irsyad menduga empat hal yang membuat panitia nobel Swedia secara resmi mengundang komunitas puisi esai.
ADVERTISEMENT
Pertama, Mereka menyadari bahwa Indonesia dan Asia Tenggara adalah wilayah yang juga kaya dengan dunia seni. Selama ini mungkin karena ada keterbatasan bahasa, wilayah ini belum pernah mendapatkan hadiah Nobel sastra.
Kedua, komunitas puisi esai termasuk beruntung. Kami punya web yang lebih dari seratus karya puisi esai, dalam bentuk buku dan video yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Setidaknya, jika itu video atau film yang berdasarkan puisi esai, ada subtitle bahasa Inggris.
"Swedish Academy, the Nobel Committee tanpa rintangan bahasa dapat membaca atau menonton puluhan karya puisi esai dalam bahasa Inggris," sambungnya.
Ketiga, puisi esai semakin diakui dunia sebagai genre baru puisi. Sangat jarang sekali tercipta genre baru dalam puisi. Puisi esai yang diciptakan Denny JA kini sudah masuk dalam Kamus resmi bahasa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sudah terbentuk pula komunitas puisi esai ASEAN berpusat di Malaysia. Datuk Jasni Matlani yang menjadi presiden komunitas puisi esai ASEAN.
Keempat, yang unik, terutama dalam karya puisi esai Denny JA, ia menyuarakan isu hak asasi manusia di kawasan negara dengan penduduk Muslim terbesar dunia yakni Indonesia. Puisi esai tak hanya seksi dari sisi genre baru, tapi juga pesan hak asasi manusia.
Menurut Irsyad, Komunitas Puisi Esai akan segera bersidang untuk menentukan penulis Indonesia yang akan diusulkan untuk menjadi peraih Nobel Sastra. "Sejauh ini Denny JA calon yang paling kuat," kata dia.
Sedangkan Denny JA justru enggan banyak berkomentar mengenai kemungkinan masuknya usulan namanya sebagai peraih Nobel Sastra.
"Pencalonan nobel sastra bagus untuk diplomasi budaya Indonesia. Namun, saya berkarya karena saya mencintai gagasan, tidak berorientasi penghargaan," kata Denny.
ADVERTISEMENT
(*)