Bantah Adanya Pungli, Ahli Waris Sebut Uang Pemakaman untuk Biaya Pasang Kijing

Konten Media Partner
31 Juli 2021 18:32 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto doc. Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Foto doc. Kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SOLO - Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan, Taufan Basuki Supardi membantah adanya praktik Pungutan Liar (Pungli) yang dilakukan oleh penggali kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Daksinoloyo, Danyung.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, uang yang diberikan tersebut merupakan uang untuk melakukan pengkijingan makam. "Sudah kita lakukan pertemuan dengan ahli waris, bahwa bukan pungutan pemakaman tapi untuk biaya kijing," tegasnya, Sabtu (31/07/2021).
Untuk itu, kesepakatan biaya dilakukan oleh ahli waris dan pekerja kijingnya. Pihaknya malah mempertanyakan adanya pungli yang hampir jutaan tersebut.
"Jadi itu yang perlu dipahami, kalau ada pungutan Rp 6-9 juta itu yang mana," ujarnya.
Taufan menjelaskan, kejadian itu terjadi pada Kamis (29/07/21) malam. Pada saat kejadian, petugas dari dinas sudah tidak ada shift sehingga tidak dilakukan oleh petugas resmi. Menurutnya, petugas hanya bekerja sampai pukul 22.00 WIB.
"Karena memang saat ini kita belum ada tambahan tenaga, enggak mungkin kerja tanpa di-shift. Pemakaman dilakukan oleh ahli waris tanpa melalui petugas atau juru kunci," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ia menegaskan bahwa untuk jenazah yang meninggal karena COVID-19 dibebaskan dari biaya. Sedangkan untuk retribusi sendiri sudah diatur dalam Perda, untuk pemakaman dewasa Rp 150.000, apabila anak separuhnya.
Sementara itu, ahli waris, Inu Indryana mengaku ada kesalahpahaman dan tidak ada pungli kepada keluarganya. Dia memberikan uang tersebut sebagai rasa terima kasih dan untuk pengkijingan.
"Saya tekankan bukan pungli, itu inisiatif keluarga sendiri. Sebagai bentuk tepo sliro (terima kasih) karena kami minta pemakaman malam itu juga, diselesaikan malam itu juga," ujarnya.
Diakuinya, pihak keluarga sendiri meminta pemakaman selesai, kemudian hari untuk lanjut dibuatkan kijing atau makamnya dibaguskan. (Tara Wahyu)