Mengelola Stres dan Kekhawatiran: Menemukan Keseimbangan dalam Kehidupan

Odemus Bei Witono
Direktur Perkumpulan Strada, Pengamat Pendidikan, Mahasiswa Doktoral Filsafat di STF Driyarkara, Jakarta, dan Penggemar Sepak Bola.
Konten dari Pengguna
29 Maret 2024 8:53 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Odemus Bei Witono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kerumitan persoalan hidup yang dapat menimbulkan stress, sumber: Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kerumitan persoalan hidup yang dapat menimbulkan stress, sumber: Pexels.
ADVERTISEMENT
Mengelola stres dan kekhawatiran dalam kompleksitas zaman modern sangat penting, karena orang perlu menemukan keseimbangan dalam kehidupan yang terus berubah dan menuntut. Dalam dunia yang terus berkembang dengan cepat, tekanan dari berbagai bidang kehidupan dapat dengan mudah menumpuk, menyebabkan keterlambatan, kebingungan, dan kecemasan yang berkepanjangan.
ADVERTISEMENT
Namun, dengan menjaga keseimbangan yang tepat antara tanggung jawab, waktu istirahat, dan pemenuhan kebutuhan pribadi, seseorang dapat mengelola stres dengan lebih efektif. Ketika seseorang dapat menyusun jadwal dan prioritaskan tugas-tugas dengan bijaksana, orang itu membuka ruang bagi waktu istirahat yang cukup dan pemenuhan kebutuhan pribadi yang penting.
Dalam keadaan ini, seseorang dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih terfokus dan tenang. Kondisi yang seimbang memungkinkan seseorang untuk melihat persoalan hidup secara lebih jernih, memberikan orang tersebut kesempatan untuk membuat keputusan bijak, dan merespons tantangan dengan lebih baik, tanpa terjebak dalam siklus kecemasan yang terus-menerus.
Memiliki keseimbangan juga berarti mengenali dan menghargai batas-batas pribadi. Saat banyak orang memberi diri pada waktu dan ruang untuk beristirahat dan melakukan aktivitas yang dapat dinikmati, mereka memperkuat ketahanan mental dan emosional.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, ketika mereka dihadapkan pada situasi stres atau tekanan, mereka memiliki fondasi yang kokoh untuk mengatasi persoalan hidup yang dihadapi. Dengan mengelola stres secara efektif melalui keseimbangan yang tepat antara tanggung jawab dan kebutuhan pribadi, seseorang dapat mengoptimalkan kualitas hidup dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
Dalam era yang penuh tekanan dan ketidakpastian, banyak dari orang merasa terjebak dalam siklus stres dan kekhawatiran yang konstan. Namun, sebuah analogi sederhana dapat memberikan pencerahan yang mendalam tentang bagaimana manusia dapat mengelola beban emosional ini dengan lebih baik.
Ilustrasi kesulitan digambarkan seperti memegang air dalam gelas, sumber: Pexels.
Dalam sebuah kelas yang mungkin tampak biasa, seorang pendidik dalam Stress and The Glass of Water menyampaikan analogi yang menarik tentang memegang gelas air. Saat dia menuangkan air ke dalam gelas, bukan bertanya pada para murid apakah gelas itu setengah kosong atau setengah penuh, tetapi bertanya, "Berapa berat segelas air ini?" Tanggapan beragam mengalir dari siswa-siswi, namun jawaban sebenarnya memberikan pencerahan yang lebih dalam.
ADVERTISEMENT
Pendidik tersebut menjelaskan bahwa berat absolut dari gelas itu tidak berubah, tetapi semakin lama ia memegang, semakin berat terasa bagi dirinya. Hal ini merupakan analogi yang sederhana namun kuat tentang bagaimana stres dan kekhawatiran dalam hidup dapat mempengaruhi seseorang.
Saat orang memikirkan masalah-masalah itu hanya sesaat, seseorang mungkin terasa ringan. Namun, jika orang itu membiarkannya mengendalikan pikiran terlalu lama, persoalan dapat menjadi beban sangat berat yang sulit untuk ditanggung.
Reaksi yang terjadi di antara para siswa mencerminkan pengalaman banyak dari manusia. Mereka mengiyakan setuju, menunjukkan pemahaman mendalam tentang pesan yang disampaikan. Analogi tersebut tidak hanya relevan bagi para generasi muda, namun juga bagi siapa pun yang mengalami tekanan hidup modern.
Ilustrasi menemukan fokus, mengatasi stres dan kekhawatiran, sumber: Pexels.
Dalam kisah air dalam gelas itu, jika seseorang fokus dalam melihat dan merasakan berat atau ringan, maka akan ditemukan adanya keseimbangan antara ambisi mencapai kesuksesan tertentu dan menjaga kesehatan mental serta kualitas hidup.
ADVERTISEMENT
Terlalu sering, orang terjebak dalam siklus bekerja tanpa henti demi mencapai tujuan-tujuan pribadi maupun kelompok semata, tanpa menyadari bahwa kesehatan mental dan kesejahteraan pribadi juga penting.
Moral dari cerita mengenai air dalam gelas adalah pentingnya untuk hidup dengan penuh kesadaran. Orang seharusnya belajar melepaskan stres dan kekhawatiran yang tidak perlu, dan menikmati momen-momen berharga dalam hidup. Kehidupan ini terlalu singkat untuk dihabiskan dalam kecemasan dan ketegangan yang konstan.
Sebagai catatan akhir, dalam rutinitas sehari-hari, penting bagi setiap individu untuk mengambil waktu sejenak untuk merenung dalam mengelola stres dan kekhawatiran. Merenung memungkinkan seseorang melepaskan diri dari kegaduhan dunia luar dan mengalihkan fokus ke dalam, memungkinkan pikiran untuk bersantai dan menyegarkan diri.
ADVERTISEMENT
Dalam momen renungan ini, orang dapat memilah dan melepaskan beban tidak perlu yang mungkin telah menumpuk dalam pikiran. Dengan melepaskan beban tersebut, orang membuka ruang untuk menerima kebahagiaan dan kedamaian dalam kehidupan sehari-hari.
Keseimbangan adalah kunci untuk menjalani hidup yang bahagia dan bermakna. Dengan menemukan titik keseimbangan antara pekerjaan dan waktu luang, antara pikiran yang aktif dan keadaan pikiran yang tenang, orang potensial dapat mencapai kehidupan lebih seimbang secara keseluruhan.
Ketika seseorang belajar menikmati setiap momen dengan sepenuhnya, baik itu kesuksesan kecil atau kebahagiaan sederhana dalam hal-hal sehari-hari, orang itu secara bertahap mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang makna sejati dari kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup.