Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan: Korban Tewas Ledakan Mencapai 87 Orang

Konten Media Partner
31 Januari 2023 15:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masjid berada di kawasan markas polisi di Peshawar.
zoom-in-whitePerbesar
Masjid berada di kawasan markas polisi di Peshawar.
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setidaknya 87 orang tewas setelah bom bunuh diri meledak di sebuah masjid di Provinsi Peshawar, Pakistan, Senin (30/01).
Masjid tersebut berada di dalam kompleks kantor polisi yang dijaga ketat. Polisi saat ini sedang menyelidiki bagaimana pengebom tersebut bisa masuk.
Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, dan para pemimpin negara lainnya mengecam serangan tersebut.
"Para teroris ingin menciptakan ketakutan dengan menyasar mereka yang bertugas membela Pakistan," kata Sharif.
Kelompok Taliban di Pakistan membantah pihaknya terlibat dalam aksi kekerasan itu.
Hal tersebut ditegaskan setelah salah seorang komandan Taliban mengklaim bertanggung jawab.
Pada hari Selasa (31/01), sejumlah regu penyelamat masih berupaya untuk mengevakuasi jemaah dari puing-puing masjid.
Seorang juru bicara berkata kepada BBC bahwa operasi akan berlanjut selama tiga jam lagi.
"Operasi penyelamatan berlangsung selama lebih dari 18 jam," kata Mohammad Bilal Faizi.
"Jenazah 20 orang lagi sudah ditemukan dan dikhawatirkan beberapa orang mungkin masih berada di bawah puing-puing."
BBC menyaksikan ambulans keluar-masuk kompleks setiap beberapa menit.
Seorang juru bicara rumah sakit mengonfirmasi bahwa lebih dari 100 orang sedang dirawat karena luka-luka.
Sementara itu, pemakaman telah dilakukan untuk lebih dari 20 petugas polisi. Peti jenazah mereka diselimuti dengan bendera Pakistan.
Lokasi kejadian di Peshawar, Pakistan.
Sekitar 400 aparat polisi berada di dalam dan sekitar masjid itu saat serangan bom, kata Kepala Polisi Peshawar, Muhammad Ijaz Khan, kepada media lokal.
Masjid ini berada di salah satu kawasan dengan pengamanan paling ketat di Peshawar, yang meliputi markas polisi serta biro intelijen dan kontra-terorisme.
Sharif mengatakan mereka yang berada di balik serangan ini "tidak ada hubungannya dengan Islam".
Ia menambahkan bahwa "Seluruh bangsa berdiri bersatu melawan ancaman terorisme."
Taliban Pakistan - kelompok yang terpisah dari pemerintahan Taliban Afghanistan - mengakhiri gencatan senjata pada bulan November, dan sejak saat itu kekerasan telah meningkat di negara tersebut.
Pada Desember 2022 lalu, kelompok itu menyasar sebuah kantor polisi di barat laut negara itu yang menyebabkan kematian 33 orang.
Seorang pria duduk di sebelah sebuah peti jenazah korban ledakan masjid di Peshawar, Pakistan.
Ledakan hari Senin terjadi sekitar pukul 13:30 waktu setempat (15:30 WIB) saat waktu salat zuhur.
Sebuah video yang beredar di media sosial dan telah diverifikasi oleh BBC menunjukkan sebagian dinding runtuh.
Masjid tertutup dengan batu bata dan puing-puing, sedangkan orang-orang berusaha untuk keluar dari reruntuhan.
Beberapa jam setelah ledakan, BBC News menyaksikan fasilitas yang penuh dengan orang-orang terluka. Banyak di antara mereka masih mengenakan seragam polisi.
Seorang korban ledakan yang masih memakai seragam polisi s police uniform, menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Peshawar.
Sejumlah orang dilumuri krim luka bakar, kulit mereka merah karena luka bakar akibat ledakan. Lainnya mengalami patah tulang karena terkena puing-puing yang runtuh.
Seorang pria mengatakan dia masih tidak bisa mendengar karena suara ledakan itu.
Seorang pria lain mengatakan dia telah diselamatkan setelah terjebak di bawah puing-puing selama hampir satu jam.
PM Sharif melakukan perjalanan ke Peshawar dalam kunjungan darurat, tempat ia akan diberi pengarahan oleh pemerintah setempat dan mengunjungi para korban yang terluka oleh ledakan itu.
Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mengutuk serangan itu. Juru bicaranya mengatakan: "Sangat menjijikkan serangan semacam ini bisa terjadi di tempat ibadah."
Serangan terhadap masjid ini terjadi pada awal pekan penting bagi Pakistan.
Pada Senin (30/01), Pemimpin Uni Emirat Arab, Muhammad bin Zayid Al Nahyan, dijadwalkan mengunjungi Islamabad - meskipun perjalanan dibatalkan pada menit terakhir karena cuaca buruk.
Pada Selasa (31/01), delegasi Dana Moneter Internasional (IMF) hendak mengunjungi Pakistan sebagai bagian dari proses membuka dana talangan untuk mencegah negara itu bangkrut.
Maret lalu, Peshawar menjadi sasaran pengeboman lain, yang menewaskan puluhan orang di sebuah masjid Muslim Syiah di negara berpenduduk mayoritas Muslim Sunni itu.
Di ibu kota Islamabad, polisi mengumumkan siaga level tinggi dan mengatakan pengamanan di semua titik masuk dan keluar kota telah diperketat.