Arkeolog Menemukan Kota Kuno Suku Maya di Tengah Hutan Meksiko

Konten Media Partner
25 Juni 2023 15:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah tangkapan situs dari udara yang menunjukkan letak beberapa bangunan kuno dari zaman pra-Hispanik
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah tangkapan situs dari udara yang menunjukkan letak beberapa bangunan kuno dari zaman pra-Hispanik
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para arkeolog di Meksiko telah menemukan sisa-sisa kota kuno dari peradaban Maya di pedalaman hutan yang terletak di kawasan Semenanjung Yucatán.
Para ahli menemukan beberapa bangunan yang menyerupai piramida dengan tinggi mencapai lebih dari 15 meter.
Barang-barang terbuat dari tanah liat di lokasi tersebut menunjukkan bahwa kota itu dihuni pada 600 Masehi dan 800 Masehi, periode yang dikenal dengan istilah Late Classic (Klasik Akhir).
Arkeolog menamakan area itu Ocomtún, istilah dalam bahasa Maya yang berarti kolom batu.
Peradaban Maya dianggap sebagai salah satu peradaban paling hebat di belahan Barat. Mereka terkenal akan kuil mereka yang berbentuk piramida serta bangunan-bangunan besar terbuat dari batu yang sering ditemukan di daerah Meksiko Selatan, Guatemala dan Belize.

Bagaimana kota kuno tersembunyi itu ditemukan?

Penemuan peninggalan terbaru ini berada di cagar ekologis di Negara Bagian Campeche. Wilayah itu dipadati tumbuhan dan pepohonan sehingga belum terlalu banyak dijelajahi.
Institut Antropologi dan Sejarah di Meksiko (INAH) mengatakan bahwa penemuan situs itu muncul setelah tim melakukan riset lapangan yang bertujuan mendokumtentasikan nilai-nilai arkeologi dari Dataran Rendah Maya Tengah, sebuah area berisi hutan tak dihuni seluas 3.000 kilometer persegi.
INAH menyebut Universitas Houston menggunakan laser dari ketinggian untuk memindai daerah itu agar dapat menemukan “beberapa bangunan budaya pra-Hispanik”.
Para arkeolog menemukan sejumlah bangunan tua, salah satunya dalam gambar berikut memiliki tangga batu
Ivan Sprajc, yang memimpin tim penelitian, mengatakan mereka paling terkejut saat menemukan dataran tinggi yang dikelilingi lahan basah.
Pada dataran tinggi tersebut, mereka menemukan sejumlah bangunan besar, termasuk beberapa piramida yang tingginya melebihi 15 meter.
“Situs ini mungkin dulunya berupa pusat daerah penting,” kata Sprajc dalam keterangan yang dirilis oleh INAH.
Kolom-kolom batu berbentuk silinder – yang menginspirasi para ilmuwan untuk menamakan kota kuno itu Ocomtún – diduga berfungsi sebagai gerbang masuk untuk ruangan-ruangan di bagian atas bangunan, tambah Sprajc.
Menurut Sprajc, situs itu kemungkinan telah melalui banyak perubahan antara 800 Masehi sampai 1.000 Masehi sebelum runtuh akibat jatuhnya Peradaban Maya Dataran Rendah pada abad ke-10.