Adidas Putus Kerja Sama dengan Kanye: Seberapa Besar Dampaknya?

Konten Media Partner
27 Oktober 2022 14:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kanye West, sekarang dikenal sebagai Ye, terkenal karena hits seperti Gold Digger dan Stronger
zoom-in-whitePerbesar
Kanye West, sekarang dikenal sebagai Ye, terkenal karena hits seperti Gold Digger dan Stronger
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kolaborasi brand olahraga Adidas dengan lini busana milik Kanye West, Yeezy, adalah salah satu yang paling sukses dalam sejarah.
Tapi hubungan itu sudah berakhir sekarang, karena perusahaan raksasa asal Jerman tersebut telah memutus kerja sama dengan sang rapper-yang dikenal sebagai Ye-atas komentar anti-semitnya.
Menghentikan kolaborasi, artinya Adidas akan mengalami kerugian bersih sebesar 217 juta poundsterling atau setara Rp 3,9 triliun pada tahun 2022, karena banyak merek lain juga mengakhiri kerja sama dengan Kanye.
Bagi penggemar mode, musik, dan dunia sneaker pertanyaan besarnya adalah apa yang akan terjadi selanjutnya?
"Saya adalah penggemar Kanye," ujar James Dury kepada BBC.
"Dia seorang yang jenius dalam industri pakaian dan musik."
Baca juga:
Tapi pria 28 tahun ini bukan lagi penggemar Kanye dan mengatakan dia tidak bisa mendukung Kanye setelah komentar anti-semit yang dibuat rapper tersebut.
"Sepertinya dia sedang mencari perhatian. Hanya saja dia sedikit keterlaluan bagi saya," sambung James.
"Ada hal-hal tertentu yang tidak bisa Anda toleransi."

Jangan bergantung pada satu pemengaruh

James dari Shropshire telah mengoleksi produk Yeezy sejak 2016, saat pertama kali lini Yeezy diluncurkan.
"Melihat foto berbagai selebriti memakai Yeezy, Anda akan langsung tertarik."
James tetap menjadi kolektor barang-barang Yeezy, meskipun Kanye membuat komentar-komentar kontroversial.
"Saya melihat Yeezy sebagai merek yang terpisah dari Kanye West. Jelas dia mengendalikan sebagian besar Yeezy, namun untuk beberapa alasan saya melihat Yeezy sebagai merek yang terpisah. Jadi saya akan tetap mengoleksinya."
James berkata sikapnya yang seperti itu, bukan karena alasan uang.
"Saya mengumpulkan produk Yeezy karena kelangkaannya, ketimbang uang," imbuhnya.
James telah mengoleksi produk Yeezy sejak tahun 2016.
"Saya punya kisah personal di balik [sepatu tertentu yang saya miliki]."
Emily Atkins dari The Sole Supplier menyebut Kanye sebagai kisah terbesar dalam dunia sneaker.
Dan ketika penghentian kerja sama itu bakal menguras uang Adidas, Emily tertarik untuk melihat dampak yang lebih luas.
"Kami telah melihat orang-orang marah dan memboikot Adidas karena komentar Kanye, " kata ahli sepatu ini.
"Dan saya pikir dampaknya berpengaruh pada keseluruhan merek itu."
Emily berkata, Adidas bisa pulih dari kondisi ini dan mereka bisa belajar untuk tidak terlalu bergantung pada satu pemengaruh dalam kampanye mereka.
"Saya pikir Kanye mulai merusak reputasinya sejak lama."
Tapi perempuan 25 tahun ini menyadari perlunya mengingat tentang kesehatan mental Kanye, karena sebelumnya ia telah didiagnosis dengan gangguan bipolar.
Dia juga menambahkan, ada opsi lain bagi Adidas di masa mendatang.
"Berbahaya bagi merek apapun bergantung pada satu pemengaruh hanya demi mendorong penjualan," ujarnya.
"Tapi di sisi lain, mereka memiliki produk lain, beberapa yang sangat ikonik sebelum ada Kanye."

Apa masa depan untuk Ye?

Untuk Kanye, dia kehilangan posisinya dalam daftar miliarder di majalah Forbes.
Diperkirakan hilangnya kemitraan dengan Adidas, mengurangi kekayaan bersihnya dari US$1,5 miliar menjadi US$ 400 juta (Rp23 triliun menjadi Rp6 triliun).
Di dunia mode, Emily merasa sang rapper tidak lagi memiliki "pengaruh positif yang dia punya bertahun-tahun yang lalu".
Emily menilai kepergian Kanye dari Nike tidak berdampak besar, jadi hal yang sama mungkin terjadi untuk Adidas.
"Akan menarik untuk melihat langkah Kanye selanjutnya. Dan merek mana yang cukup berani untuk membawanya di bawah payung brand mereka."
Mengenai musiknya, James mengatakan dia belum pada tahap di mana dia akan mengabaikan lagu-lagu Kanye, "meskipun untuk menuju ke sana sudah sangat dekat".
"Saya pikir banyak orang akan mematikan musiknya sekarang, akan mengabaikannya dan mengingat komentarnya sebelum mendengarkan karya musiknya."